Morotai: PLTS 600kWp di Pulau Terdepan Indonesia
Thursday, 30 August 2012 11:30
Setelah dimulainya program PT PLN untuk melistriki 100 pulau terdepan dengan energi surya, di tahun ini PT PLN telah berhasil mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas terbesar, yakni 600 kilowatt-peak di Morotai, salah satu pulau terdepan di Maluku Utara.
”Ini adalah PLTS terbesar yang pernah dioperasikan PLN di seluruh Indonesia, dan diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepulauan Morotai. Dengan demikian, sudah sepatutnya seluruh masyarakat Pulau Morotai bersama-sama ikut menjaga instalasi kelistrikan ini," kata Direktur Operasi Indonesia Timur PLN, Vickner Sinaga dalam siaran pers di Jakarta hari Minggu, 15 April 2012.
Vickner menyatakan bahwa pengoperasian PLTS tersebut akan mengurangi penggunaan BBM setiap harinya rata-rata 800 liter atau setara penghematan senilai Rp 2,5 miliar per tahun.
PLN terus meningkatkan pelayanan kelistrikan dengan mengedepankan pembangunan PLTS utamanya di kawasan timur Indonesia, dan khususnya dengan adanya keberadaan PLTS terbesar ini, akan mendukung pelaksanaan Sail Morotai 2012 yang akan dilangsungkan pada Mei hingga September 2012 mendatang.
Sebelumnya, PLN telah mengoperasikan PLTS berkapasitas 350 kilowatt (kW) di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur, yang merupakan pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Juga di Pulau Miangas, Sulawesi Utara, yang berdekatan dengan Filipina telah dioperasikan PLTS dengan kapasitas 100 kW.
PLN juga menargetkan paling lambat tahun 2014 nanti, 1.000 pulau di seluruh Indonesia dapat menggunakan energi surya sebagai pembangkit listriknya.
Sumber:kompas, jpnn, jaringnews
Bahan Bakar Alga Untuk Kapal Laut
Thursday, 05 July 2012 11:49
Baru-baru ini, Angkatan Laut Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka telah berhasil melakukan serangkaian test bahan bakar kapal laut dengan menggunakan pencampuran solar dengan energi terbarukan biodiesel yang berasal dari alga.
Kapal angkatan laut USS Ford berlayar dari pangkalannya di Everett, Washington, ke San Diego dengan menggunakan 25.000 galon campuran solar dan biodiesel untuk menjalankan mesinnya.
Biodiesel alga yang diberi nama Soladiesel HRD-76 tersebut dikembangkan oleh Solazyme, Inc, sebuah perusahaan minyak dan bioproduk yang terbarukan.
"Soladiesel HRD-76, 100 persennya berasal dari alga, kemudian dicampur dengan minyak bumi F-76 yang merupakan bahan bakar utama yang biasa digunakan untuk turbin diesel kapal laut, 2500 LM", kata Solazyme.
Sementara itu penggunaan campuran 50-50 tersebut, tidak membutuhkan perubahan apapun pada infrastruktur kapal laut selama pengujian.
"Kami melihat kesuksesan ujicoba ini sebagai langkah penting menuju komersialisasi bahan bakar terbarukan kami," kata Kepala Komersialisasi Solazyme, Rogerio Manso.
Sebagai bagian dari upaya pertahanan strategis untuk mengurangi ketergantungan pada hidrokarbon impor, Departemen Pertahanan AS mengumumkan berbagai kontrak proyek penelitian dan pengembangan untuk memproduksi biodiesel non-alkohol tingkat lanjut yang diharapkan 100 persennya berasal dari mikroba.
"Angkatan Laut AS terus menunjukkan efektivitas bahan bakar kami di beberapa penggunaan kapal laut dan kami merasa terhormat memiliki kesempatan membantu untuk upaya mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil," ujar Manso.
Solazyme juga telah menyelesaikan pengiriman lebih dari 132.086 galon biodiesel untuk Angkatan Laut AS, ini merupakan pengiriman terbesar untuk penggunaan biofuel dalam sejarah Amerika Serikat.
Sumber: upi, biofueldaily.
Baterai Yang Bisa Mengisi Sendiri
Tuesday, 26 June 2012 15:01
Sebuah ide menarik lahir dari Hong Kong Polytechnic University. Fisikawan Zihan Xu, telah berhasil membuat baterai yang bisa mengisi sendiri secara alami (self-charge) dengan cara memanen energi panas dari suhu ruang.
Dalam penelitiannya, Xu menggunakan graphene yang dicelupkan dalam larutan tembaga klorida yang kemudian dihubungkan dengan sirkuit LED. Dengan proses sederhana seperti itu LED tersebut dapat menyala.
Sirkuit tersebut terdiri dari enam graphene yang disusun secara seri dan menghasilkan tegangan 2 Volt sehingga cukup melistriki LED.
Yang terjadi pada baterai tersebut adalah ion tembaga yang memiliki muatan positif ganda, bergerak pada larutan dengan kecepatan sekitar 300 meter per detik dikarenakan energi panas larutan pada suhu ruang. Ketika sebuah ion menubruk graphene, tumbukan menghasilkan energi yang cukup untuk mengubah posisi elektron dari graphene.
Elektron kemudian memiliki dua pilihan, ia dapat meninggalkan graphene dan menggabungkan dengan ion tembaga atau dapat berjalan disepanjang permukaan graphene sehingga mengalir ke rangkaian listrik.
"Elektron yang dilepaskan lebih memilih berjalan di permukaan graphene, bukannya bersatu dengan larutan elektrolit. Itulah bagaimana tegangan listrik dihasilkan oleh perangkat kami," kata Xu.
Xu juga menjelaskan bahwa peningkatan suhu larutan berkorelasi dengan peningkatan tegangan listrik yang dihasilkan. Xu bahkan mengklaim bisa menjalankan baterai graphene tersebut selama 20 hari terus menerus hanya menggunakan energi panas dari suhu ruang.
Temuan ini memberikan cara baru untuk memahami perilaku dari graphene pada skala molekuler dan menjadi terobosan besar pada penelitian teknologi self-powered devices. Selain itu penemuan ini akan bermanfaat untuk berbagai aplikasi seperti organ buatan, energi terbarukan dan elektronik portabel.
Sumber: technologyreview, arxiv.org..
Snail Cyborg Menggunakan Fuel Cell
Thursday, 21 June 2012 09:45
Awal tahun ini, setelah sekelompok peneliti dari Case Western Reserve University berhasil membuat kecoa cyborg (Insect Cyborg) dengan menanamkan bio fuel cell berbasis enzim, peneliti dari Clarkson University berhasil melakukan prestasi yang sama dengan membuat siput cyborg (Snail Cyborg). Tim penelitinya dipimpin oleh Evgeny Katz, seorang Profesor Ilmu Koloid.
Bio fuel cell yang ditanamkan di siput cyborg tersebut, mampu memproduksi listrik secara terus menerus selama enam bulan waktu hidupnya. Sementara itu, bahan bakarnya menggunakan glukosa dan oksigen yang dihasilkan dari proses fisiologis pada darah siput.
Melalui proses pemberian makan yang tepat, siput mampu meregenerasi glukosa yang sudah digunakan oleh elektroda biokatasis pada bio fuel cell, sebelum kemudian energi listrik yang dihasilkan dihubungkan ke sirkuit eksternal. Ini bisa beroperasi pada kondisi lingkungan normal, sehingga sangat cocok untuk menjalankan berbagai perangkat bioelectronics.
Siput Cyborg tersebut, mampu memproduksi listrik hingga 7,45 mikrowatt, akan tetapi akan mengalami penurunan sebesar 80 persen setelah 45 menit. Dengan mengurangi penggunaan daya menjadi ke 0,16 mikrowatt, listrik memungkinkan untuk digunakan secara terus menerus.
Dengan bertujuan untuk mengekstraksi lebih banyak listrik, Katz juga akan mencoba menggunakan hewan yang lebih besar yang mempunyai metabolisme lebih cepat yaitu lobster.
Penelitian Katz ini juga telah dipublikasikan secara online pada Journal of the American Chemical Society edisi Maret 2012. Banyak penelitian sejenis dibiayai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan tujuan membuat serangga-serangga cyborg lainnya.
Sumber: gizmag, clarkson.edu.
Artikel Lainnya
Green Subsidy Untuk EBT
Monday, 11 June 2012 14:04
Pemerintah saat ini sedang merencanakan untuk penerapan subsidi (green subsidy) terhadap implementasi energi baru terbarukan (EBT). Rencana ini masuk dalam isu strategis nasional pada Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional 2013.
Bukan hanya rencana pemberlakuan subsidi maupun harga khusus saja, pemerintah juga berniat memberikan insentif terhadap energi baru terbarukan yang bertujuan agar selisih harga dengan energi fosil bisa terjembatani.
"Menerapkan green subsidy dengan memperlakukan harga khusus dan insentif pada EBT sehingga selisih harganya dengan energi fosil bisa terjembatani," papar Direktur Energi Telekomunikasi dan Informatika Bappenas, Jadhie Judodiniar Ardajat dalam Presentasi Kebijakan dan Program Kementerian ESDM, Selasa, 21 Februari 2012.
Di sisi konservasi energi, isu strategis yang menjadi perhatian pemerintah untuk tahun 2013 diantaranya adalah meningkatkan kesadaran perilaku hemat energi bagi aparat pemerintah dan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga akan memfasilitasi pinjaman finansial yang murah melalui bank lokal bagi badan usaha dan masyarakat yang melaksanaan efisiensi energi.
Jadhie melanjutkan, bahwa cara lainnya adalah penerapan insentif, disinsentif bagi sektor industri, termasuk labelisasi hemat energi serta audit energi untuk mendukung mandatori manajemen dan penghematan energi. Ini pun terkait dengan penguatan kerjasama bilateral dan multilateral dalam rangka mitigasi perubahan iklim guna mendukung green energy dan green growth.
"Kita juga mendorong kelancaran pembangunan pembangkit-pembangkit listrik panas bumi dengan menyelesaikan berbagai hambatan termasuk masalah kehutanan serta mekanisme insentif," papar Jadhie.
Namun, tidak hanya panas bumi, melalui skema green subsidy ini pemerintah juga mendorong pengembangan energi baru terbarukan lainnya seperti bioenergi, tenaga surya, angin, tenaga nuklir serta hidrogen.
Sumber:esdm
Smart Community Untuk Konservasi Energi
Thursday, 07 June 2012 09:30
New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) bekerjasama dengan Fuji Electric Co, dan Sumitomo Corporation akan melakukan uji coba program Smart Community untuk proyek penerapan konservasi energi di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang.
Pelaksanaan uji cobanya direncanakan akan berlangsung selama 1,5 hingga 2 tahun dimulai September mendatang. Ini merupakan tahap awal kerjasama NEDO dengan Pemerintah Indonesia dan PLN untuk mengaplikasikan sistem serupa di beberapa kawasan industri lainnya di pulau Jawa seperti wilayah Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi.
Smart Community merupakan sistem manajemen energi yang terintegrasi dengan kota, wilayah, pemukiman, gedung perkantoran, manufaktur, dan sistem transportasi, serta pengaturnya dapat berupa sistem pengendali jarak jauh yang mengutamakan efesiensi energi dan pemanfaatan energi terbarukan.
Pengembangan program Smart Community ini akan sangat bermanfaat untuk menangani stabilisasi, kualitas daya listrik, dan kontrol sisi permintaan (demand side control), serta pengenalan energi terbarukan.
"Perusahaan Jepang mendukung pengembangan bisnis di Indonesia. Diharapkan perusahaan-perusahaan dalam kawasan industri bisa berkembang di masa mendatang dengan menggunakan teknologi dan pengetahuan dari Jepang," papar Director General Smart Community Department, Takakura Hidekazu.
NEDO melaksanakan uji kelayakan April mendatang dan akan dilanjutkan dengan evaluasi yang kemudian hasilnya akan dilaporkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM).
Sumber:tribunnews
146 MegaWatt Potensi Biomassa
Tuesday, 05 June 2012 11:41
Riau merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi energi biomassa untuk pembangkit listrik. Salah satunya yaitu pemanfaatan limbah sawit dari perkebunan kelapa sawit. Bila dimanfaatkan sungguh-sungguh, Riau bisa terbebas dari persoalan kekurangan energi listrik.
Riau bisa menghasilkan sekitar 146 mega watt (MW) energi listrik terbarukan biomassa yang berasal dari hasil pemanfaatan limbah sawit, seperti tandang kosong, limbah cair, maupun cangkangnya. Jumlah tersebut merupakan kalkulasi kemampuan masing-masing pabrik kelapa sawit (PKS) di Riau yang berpotensi menghasilkan 1 MW.
“Kalau masing-masing PKS di Riau yang berjumlah 146 PKS bisa menghasilkan 1 MW, maka sekitar 146 MW energi listrik bisa dihasilkan,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan Riau, Drs H Zulher, Jumat 16 Maret 2012.
Direncanakan akan ada pertemuan tindak lanjut antara Dinas Perkebunan (Disbun) Riau dengan 146 PKS di Riau untuk pembahasannya. Ini berkaitan dengan adanya kerja sama Pemerintah Finlandia dengan Pemerintah Indonesia yang menyediakan dana hibah sebesar 400 juta Uero untuk pengkajian dan studi kelayakan dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit.
"Pemerintah Provinsi Riau yakin kalau itu bisa terwujud dan Riau dapat terbebas dari persoalan kekurangan energi listrik," ujar Zulher.
Selain itu, pihak perusahaan dan masyarakat tidak perlu resah dan takut akan limbah sawit milik perusahaan dan PKS yang akan terbuang percuma, karena pihak PLN sendiri sudah siap membeli energi listrik terbarukan ini.
“Kalau berapa kemampuan PLN, ini bisa dikaji. Yang jelas, pihak PLN siap membelinya. Dan ini bisa diwujudkan, karena dua perusahaan perkebunan PTPN V Pekanbaru dan PT Musim Mas sudah mulai menerapkan pemanfaatan limbah sawit untuk energi listrik mereka dan masyarakat sekitar perusahaan,” lanjut Zulher.
Sumber:riaupos
Rencana 100MW PLTS
Monday, 04 June 2012 11:29
Dalam waktu dekat pemerintah berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS ) skala besar dengan kapasitas mencapai 100 Megawatt (MW). Guna merealisasikan hal tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menggandeng perusahaan elektronik asal Jepang, Sharp Coporation.
Direktur Jenderal EBTKE, Kardaya Warnika mengatakan, setelah penekenan nota kesepahaman antara Ditjen EBTKE dengan Sharp akan dilanjutkan ke tahap uji kelayakan (feasibility study).
“Setelah ini, mulai besok, tim engineering mereka sudah mulai terjun ke lokasi, yang menjadi sasaran utama lokasinya adalah Bali,” kata Kardaya pada hari Jumat, 02 Maret 2012 di Jakarta.
Feasibility study dilakukan untuk mengetahui seberapa besar intensitas dan durasi sinar matahari di pulau dewata. Dan sebagai tahap awal, Sharp akan mengembangkan dulu PLTS dengan kapasitas kecil, satu sampai dua megawatt.
”Alasan dipilih Bali karena untuk proyek ini, memang sasarannya bagaimana daerah wisata bisa disuplai listrik dari energi baru terbarukan," lanjut Kardaya.
Investasi yang dibutuhkan untuk kapasitas per 1 megawatt diperkirakan USD 2,5 - USD 3 juta, sementara lahan yang dibutuhkan adalah dua hektar. Kardaya juga mendesak perusahaan asal negeri Sakura itu memiliki pabrikan komponen pendukung PLTS di Indonesia.
Sementara itu untuk harga jual listrik ke PLN, Kardaya menjelaskan masih belum diputuskan mekanismenya apakah akan seperti di Thailand dengan harga awal yang tinggi mencapai US$20 sen per kwh yang kemudian lama-lama turun ataupun harganya flat.
Kedepannya pemerintah akan meminimalkan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar minyak sekaligus mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar energi terbarukan di daerah yang kebutuhan listriknya besar tetapi sumber dayanya kecil.
Sumber: ebtke.esdm, kompas
“Atlas surya”
Wednesday, 30 May 2012 12:09
India berencana membuat "atlas surya" yang didasarkan pada intensitas radiasi matahari, untuk menentukan lokasi yang ideal pengembangan proyek tenaga surya. Dengan data dari atlas tersebut, pengembang proyek surya akan dapat memrediksi output pembangkit yang diajukan dengan akurasi yang memadai dan akan membantu dalam menentukan teknologi surya yang paling cocok.
Bulan Januari lalu, Center for Wind Energy Technology (CWET) India telah selesai melakukan pengukuran radiasi matahari di 51 lokasi di India, dan saat ini sedang mengembangkan suatu algoritma untuk memvalidasi data pengukuran. Para pengembang proyek tenaga surya di negara yang memiliki 300 hari sinar matahari setiap tahunnya, biasanya mengandalkan data dari NASA dan gambar satelit untuk mengindentifikasi lokasi yang paling baik untuk instalasi. "Sebuah atlas surya akan menjadi sangat berguna," kata James V Abraham, Direktur dan CEO dari Technologies Sunborne Energi, India.
Data yang akurat sangat penting untuk proyek tenaga surya. Abraham mengatakan, dengan kesalahan 10 persen pada radiasi yang sebenarnya dapat mengakibatkan penurunan hampir 20 persen dalam output energi. Perusahaan India lainnya, seperti Mahindra Solar, yang telah menggunakan data NASA untuk merencanakan proyek-proyek surya, menyambut atlas surya sebagai alat bisnis yang sangat berguna.
"Dengan mempunyai info yang dipetakan di India, dilengkapi dengan kondisi lokal akan membantu kami lebih mengoptimalkan prediksi. Dengan pemetaan atlas surya, akan membuat perusahaan seperti kami lebih agresif di masa depan," kata CEO Mahindra Solar, Vish Palekar.
Sumber: solardaily, upi.
Windfarm Asset Management Software
Friday, 25 May 2012 08:25
Natural Power, sebuah perusahaan konsultan energi terbarukan internasional merilis WindManager saat seminar “AWEA Wind Project Operations, Maintenance and Reliability” di San Diego, Kalifornia. Ini merupakan sebuah software sistem informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan profitabilitas operasi dari turbin angin.
WindManager adalah sebuah sistem informasi turbin berdasarkan standar internasional terbaru IEC 61400-25 dan RDS-PP. Sistem dapat digunakan untuk windfarm tunggal atau windfarm multisite yang besar. Sistem ini menangkap data real-time, menghitung ketersediaan, kerugian, dan kinerja. Sementara itu, juga memasok perangkat untuk analisis, proses kerja yang efektif, dan pembuatan keputusan berbasis fakta.
"WindManager telah berhasil beroperasi di Inggris dan Eropa selama lebih dari satu tahun. Dan kami sangat senang bisa memperluas layanan ini ke pasar AS. Produk ini membantu pemilik windfarm dan operator untuk memantau aset mereka secara real time, dengan manfaat mulai dari peramalan energi dan kontrol operasional," kata Scott Mackenzie, Direktur Asset Management dari Natural Power.
Dengan software yang dikembangkan dari pengalaman instalasi lebih dari di 70 windfarm, akan memastikan aset windfarm dapat dipelihara dan dioperasikan untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan downtime. Natural Power menawarkan WindManager dapat dihubungkan dengan sistem manajemen winfarm, yaitu WindCentre yang berfungsi sebagai ruang kontrol operasi 24/7 dengan menggunakan platform analisis Melogale, ForeSite untuk peramalan energi angin dan SeaPlanner untuk manajemen data GIS lepas pantai.
Sumber: spx, windpower.
Pembangunan 2 PLTN baru di Amerika
Thursday, 24 May 2012 10:54
Komisi Pengaturan Nuklir (NRC), Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade telah menyetujui lisensi untuk pembangunan reaktor nuklir yang baru. Kamis, 9 Februari 2012, anggota komisi NRC telah melakukan voting dan menyetujui permintaan dari perusahaan produser energi Southern Company untuk membangun dua reaktor baru di Vogtle, selatan negara bagian Georgia.
Saat ini, ada 104 reaktor nuklir di AS yang digunakan untuk mencukupi sekitar 20 persen listrik nasional. Namun di lain pihak, Gregory Jaczko, Ketua NRC, tidak merestui dalam voting tersebut. "Saya tidak bisa mengizinkan penerbitan lisensi ini tanpa ada kewajiban yang mengikat bahwa pembangkit ini telah menerapkan pelajaran dari kecelakaan Fukushima sebelum mereka beroperasi," ujar Jaczko di pernyataan tertulisnya.
Terakhir kali, NRC mengeluarkan lisensi pembangunan reaktor baru pada 1978, setahun sebelum krisis parsial di reaktor nuklir Three Mile Island, Pennsylvania. Reaktor seharga 14 miliar dolar USD itu, dijadwalkan untuk mulai beroperasi pada awal 2016 dan 2017. Southern Company sudah menghabiskan ratusan juta dolar untuk memersiapkan lokasi yang akan menjadi rumah bagi dua reaktor tersebut. Departemen Energi AS juga telah menyetujui pinjaman lebih dari 8 miliar dolar USD untuk menjamin proyek itu.
Terdapat sembilan organisasi advokasi yang berencana untuk mengajukan gugatan terhadap persetujuan lisensi untuk pembangunan dua rektor nuklir berkapasitas 1.100 megawatt dari Westinghouse AP1000-Toshiba itu. Mereka menuduh, komisi tidak cukup memertimbangkan pelajaran dari kecelakaan Fukushima, ketika keempat reaktornya rusak akibat gempa dan tsunami di Jepang.
Sumber: nuclearfueldaily, afp.
Pabrik BMW menggunakan energi terbarukan
Tuesday, 22 May 2012 14:32
Perusahaan BMW telah melakukan instalasi PLTS yang dapat menyediakan energi listrik untuk Museum Zentrum seluas 24.000 kaki persegi. Selain itu, dipasang juga tiga stasiun baru untuk pengisian kendaraan listrik. "Menambahkan platform energi alternatif dalam portofolio energi kami adalah langkah komitmen untuk metode yang berkelanjutan dalam menghasilkan listrik di pabrik kami," kata Duncan Seaman, Manajer Departemen BMW Pasar USA dan Kanada.
PLTS berkapasitas 96 kWp tersebut menggunakan 400 buah modul surya yang masing-masing dapat menghasilkan 240 watt listrik. Instalasinya dilakukan berdasarkan kerja sama dengan Southern Energy Management, dengan total investasi sebesar 500 ribu USD.
"Ini adalah komplemen yang sempurna untuk sistem konversi biogas-landfield dan fuel cell yang sebelumnya sudah kami bangun untuk mengimbangi kebutuhan bahan bakar fosil yang biasa digunakan untuk menjalankan fasilitas kami," papar Seaman.
Sejak 2003, gas metana dari landfield lokal telah dikumpulkan, dibersihkan, dikompresi, dan digunakan untuk mengaliri listrik ke lebih dari 50 persen dari total kebutuhan listrik pabrik perakitan BMW. Pada 2009, sebesar 12 juta dolar USD dikeluarkan untuk meningkatkan efisiensi.
Pelaksanaan program ini telah mengurangi emisi CO2 sekitar 92.000 ton per tahun dan menghemat biaya listrik sekitar 5 juta dolar USD per tahun. Sementara itu, baru-baru ini perusahaan BMW juga mengumumkan penambahan fasilitas penyimpanan hidrogen dan distribusinya di 11 Megawatt Energy Center yang digunakan untuk memfasilitasi pabrik perakitan mobil BMW X3 Sports Activity Vehicle seluas 1,2 juta kaki persegi.
Sumber: spx, bmwusfactory.
BBN Kemiri Minyak Lebih Ekonomis
Monday, 21 May 2012 12:16
Kemiri minyak atau kemiri sunan, yang dalam Bahasa Latin disebut aleurites trisperma, bisa menjadi alternatif bahan bakar nabati (BBN) biodiesel yang ekonomis. Jika digunakan untuk menggerakkan diesel, bahan bakar dari kemiri minyak ini terbukti lebih efisien dibanding solar atau bahan bakar nabati lainnya.
Dibyo Pranowo, Peneliti Bioenergi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Kementerian Pertanian, di Sukabumi, Sabtu 28 Januari 2012, menjelaskan bahwa satu liter bahan bakar dari kemiri minyak ini bisa untuk menghidupkan generator selama 240 menit. Sementara itu, solar hanya selama 62 menit dan jarak pagar hanya 145 menit. "Tanaman kemiri minyak dalam satu hektar per tahun bisa menghasilkan 10-12 ton buah," ujar Hendru Nugroho, Direktur PT Bahtera Hijau Lestari (BHL), perusahaan yang bekerjasama dengan Balittri.
Dari sisi produksi, kemiri minyak lebih efisien dibandingkan dengan tanaman jarak yang bisa menghasilkan 1,5 ton, dan sawit menghasilkan 6 ton per satu hektar per tahunnya. Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo, mendukung proyek yang dikerjakan Balittri dan PT BHL itu dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
“Kemiri ini menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM, agar pemakaian BBM-nya berkurang. BBM ini menurut saya, harus dikurangi sebanyak mungkin, karena kalau kita tidak memakai BBM pada dasarnya kita tidak perlu mengurangi subsidi BBM, sudah dengan sendirinya subsidinya berkurang,” ujar Widjajono. Berdasarkan catatan Balittri, endosperma biji tanaman ini mengandung minyak dengan komposisi terdiri atas asam palimitat 10 persen, asam stearat 9 persen, asam oleat 12 persen, asam linoleat 19 persen, dan asam a-elaeostearat 51 persen.
Sumber: tempo, esdm.
INTI dan T-Files Produksi Turbin Arus Laut
Wednesday, 16 May 2012 11:46
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) berencana membangun marine current turbine atau turbin pembangkit listrik dengan memanfaatkan arus laut. Usaha ini merupakan lini bisnis baru di sektor energi terbarukan bagi PT INTI. Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT INTI menyatakan, untuk merealisasikan rencana itu, perusahaannya bekerjasama dengan PT T-Files selaku pemilik hak cipta. PT INTI mendapatkan kontrak pemasaran eksklusif dari pembangkit arus laut itu selama lima tahun.
PT T-Files adalah perusahaan binaan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan dari ITB (LPIK-ITB). Sekitar 10 persen saham T-Files dimiliki oleh ITB, dan sisanya dimiliki swasta, yaitu alumni muda ITB yang berasal dari berbagai displin ilmu.
Sebelumnya, turbin arus T-Files ini terpilih sebagai pemenang Mandiri Technopreneur Award 2011 di bidang energi terbarukan dari CSR Bank Mandiri, dan memeroleh hadiah pembinaan sebesar Rp 50 juta, serta seed capital sebesar Rp 1,5 miliar rupiah yang dapat diperoleh bila diimplementasikan langsung di masyarakat. Lanjut Irfan, pihaknya sudah menghitung biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangkit itu. Irfan optimis, pembangkit arus laut itu bisa diterima pasar dalam negeri.
"Pembangkit ini bisa dipakai industri yang berdekatan dengan laut, termasuk untuk PLN dan pemerintah daerah yang butuh listrik murah," ujar Irfan. Penandatangan kerja sama dilakukan di PT INTI pada Jumat 3 Februari 2012, oleh Dirut PT T-Files, Nurana Indah Paramita dan Irfan Setiaputra, yang disaksikan langsung Menneg BUMN, Dahlan Iskan.
Dalam kesempatan itu, Dahlan menyambut baik kerja sama ini. Ia berpesan, untuk melakukan studi kelayakan dan penelitian intensif dalam melakukan instalasi pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut, agar disesuaikan dengan kondisi wilayah laut yang akan dibangun.
Sumber: kontan.co.id, inti.co.id.
Resiko Cybersecurity Jaringan Listrik Amerika Serikat
Wednesday, 09 May 2012 11:47
Saat ini jaringan listrik Amerika Serikat merupakan target utama dari serangan cyber, demikian sebuah peringatan dari laporan studi yang berjudul Future of the Electric Grid dari Massachusetts Institute of Technology. Kerentanan keamanan cyber (cybersecurity) bisa muncul dari adanya kelemahan disisi personil, proses, teknologi dan lingkungan fisik yang sebenarnya.
"Jutaan perangkat elektronik yang berkomunikasi akan memperkenalkan jenis serangan baru, ini bisa menjadi jalan penyerang untuk mendapatkan akses ke sistem komputer atau peralatan komunikasi lainnya," tulis laporan studi itu.
Dengan adanya peningkatan risiko dari gangguan komunikasi yang disengaja ataupun tidak disengaja, dapat menyebabkan hilangnya kontrol atas perangkat-perangkat jaringan listrik antara entitas grid dengan pusat kendali.
Risiko cybersecurity, bisa berasal dari kesalahan atau gangguan data rahasia yang diubah saat komunikasi peralatan lapangan dengan kantor pusat. Pelanggaran data rahasia, dapat memberikan informasi untuk kegiatan teroris, seperti mengungkapkan kabel listrik yang penting untuk distribusi tenaga listrik, menunjukkan rumah yang kosong ataupun pencurian identitas dan spionase perusahaan.
Federal Energy Regulatory Commission and North American Electric Reliability Corp menangani pengembangan standar dan compliance cybersecurity untuk sistem pembangkit listrik, namun di sisi lain tidak ada lembaga tunggal yang menangani isu-isu cybersecurity untuk sistem distribusi jaringan listrik.
Pemerintah federal harus menunjuk badan tunggal yang memiliki tanggung jawab untuk bekerja dengan industri dan memiliki otoritas mengatur secara tepat dan cepat untuk meningkatkan kesiapan, respon dan pemulihan cybersecurity di sektor tenaga listrik, termasuk sistem pembangkit dan sistem distribusi.
Sumber: energy-daily
Insect Cyborg Dengan Bio-Fuel Cell
Tuesday, 08 May 2012 12:42
Sekelompok peneliti dari Case Western Reserve University melaporkan bahwa reaksi kimia pada serangga (kecoa) dapat dikonversi menjadi listrik yang cukup untuk melistriki perangkat sensor, perangkat rekaman atau bahkan untuk mengontrol kecoa itu sendiri.
Temuan ini, bisa menjadi cikal bakal penciptaan insect cyborg, sebagaimana perangkat mata-mata pada fiksi ilmiah yang segera akan menjadi kenyataan. Dalam hal ini, sumber tenaganya tidak bergantung pada gerakan, cahaya atau baterai, namun hanya berasal dari makanan serangga. Karya ini diterbitkan dalam jurnal online dari American Chemical Society.
"Hal ini hampir mustahil jika dimulai dari awal dan membuat sesuatu yang bekerja seperti serangga. Namun justru menggunakan serangga itu sendiri jauh lebih mudah " kata Daniel Scherson, profesor kimia, penulis laporan tersebut.
Cara kerjanya, energi listrik diperlukan untuk sensor dan untuk merangsang neuron sehingga serangga dapat melakukan apa yang kita inginkan. Ini menggunakan implan bio-fuel cell sebagai alat konversi kimia ke listrik pada serangga itu.
Kunci untuk mengubah energi kimia yaitu dengan menggunakan enzim secara seri pada anoda. Enzim pertama akan memecah gugus kimia gula dan trehalosa yang terus-menerus diproduksi kecoa dari makanan, menjadi dua gula sederhana yang disebut monosakarida.
Enzim kedua mengoksidasi monosakarida sehingga melepaskan elektron. Arus elektron (dalam hal ini listrik) mengalir ke katoda, di mana oksigen dari udara mengambil elektron dan direduksi menjadi air.
Diukur menggunakan potensiostat, output dari bio-fuel cell memiliki kerapatan daya maksimum mencapai 100 mikrowatt per sentimeter persegi pada tegangan 0,2 volt dan kerapatan arus maksimum sekitar 450 mikroamp per sentimeter persegi.
Sumber: case.edu, biofueldaily
Membuat Langit di Atap Ruang Kantor
Sunday, 06 May 2012 22:31
"Bekerja di bawah langit terbuka", kedengarannya sangat menarik, dan bisa dilakukan. Sekarang dengan langit-langit rekayas yang mampu bercahaya secara dinamis, langit sesungguhnya dapat dibawa ke ruang kantor dengan cara menciptakan efek awan yang lewat. Jenis pencahayaan ini dapat menghasilkan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Peneliti dari Fraunhofer Institute for Industrial Engineering yang berbasis di Stuttgart merekayasa langit-langit ruangan sehingga mensimulasikan kondisi pencahayaan yang menyerupai awan lewat, seperti angin bertiup cepat di awan, cahaya pada atap ruangan secara konstan berubah warna, menyampaikan kesan sedang duduk di luar ruangan.
Langit-langit rekayasa yang bercahaya dan berukuran ubin 50cm x 50cm ini, dikembangkan oleh para peneliti Fraunhofer dan mitra mereka dari LEiDs GmbH.
"Setiap ubin terdiri dari sebuah papan dengan 288 light emitting diodes (LED) terpasang di dalamnya," ungkap Dr Matthias Bues, kepala departemen di Institute for Industrial Engineering, sebagaimana dikutip dari siaran press Fraunhofer, 6 Januari 2012.
Papan ini dipasang pada langit-langit, kemudian sebuah lapisan diffuser warna putih terpasang sekitar 30cm di bawah LED dan memastikan bahwa setiap poin cahaya dari LED tidak jelas terlihat. Lapisan diffuser ini menciptakan pencahayaan homogen yang menerangi seluruh ruangan.
Para peneliti menggunakan kombinasi LED warna merah, biru, hijau dan putih untuk menghasilkan spektrum cahaya penuh. Kombinasi ini memungkinkan untuk menghasilkan lebih dari 16 juta warna.
Sebuah prototip dari langit-langit rekayasa yang telah dikembangkan ini, berisi total 34.560 LED yang mencakup area seluas 34 meter persegi. Pada daya penuhnya, dapat menyala dengan intensitas lebih dari 3.000 lux, namun sebenarnya dengan 500 sampai 1.000 lux saja sudah cukup untuk menciptakan tingkat pencahayaan yang nyaman.
Sumber: fraunhofer.de
Mesin Pencacah Sampah, Karya Mahasiswa
Sunday, 06 May 2012 22:25
Dilatarbelakangi dengan adanya permasalahan sampah di Kota Bandung yang harus segera ditanggulangi, mahasiswa program studi Teknik Mesin ITB terinspirasi untuk menciptakan sebuah mesin pencacah sampah. Mesin ini dapat mengolah sekitar 1 ton sampah organik per hari.
Fanit Akmal, salah satu mahasiswa angkatan 2008 menjelaskan mesin ini mampu bekerja selama 24 jam. Mesin ini berukuran tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter. Cara kerjanya relatif mudah, hanya dengan memasukkan sampah organik ke dalam mesin, secara otomatis mesin akan memotong-motong sampah tersebut dan dalam waktu lima menit sampah akan berubah menjadi kompos.
"Mesinnya sudah dilakukan ujicoba pada November lalu, dan rencananya akan diserahkan ke Dinas Kebersihan Kota Bandung akhir Januari mendatang. Mesin pertama akan dipergunakan di Pasar Suci Kota Bandung," ujar Fanit saat konferensi pers Mechanical's Charity Act" (MECHA) di Gedung Rapim A, ITB, 12 Januari 2012.
Alasan dipilihnya Pasar Suci sebagai lokasi pertama penggunaan mesin pencacah ini yaitu karena pasar ini menjadi lokasi yang paling banyak menghasilkan sampah. Terlebih lagi, 80% sampah yang dihasilkan adalah sampah organik dan ini sesuai dengan tipe mesin yang sudah dibuat.
"Ada 15 mahasiswa yang sama-sama membuat mesin ini. Satu mesin dibuat dalam waktu 3-5 bulan dengan dana sekitar Rp 10-15 juta. Tapi ini masih prototipe, dan akan kami berikan untuk Kota Bandung dalam rangka acara MECHA yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB," lanjut Fanit.
Selanjutnya, mesin tersebut akan diperbanyak 3 sampai 4 unit untuk ditempatkan di beberapa lokasi di Bandung. Selain itu, Fanit juga mengatakan, akan melakukan pengembangan dengan menciptakan mesin pemilah untuk sampah non organik.
Sumber: pikiran-rakyat, itb
Dua Gedung Pertama, Peraih Sertifikasi Bangunan Hijau
Sunday, 06 May 2012 22:14
Menara BCA Grand Indonesia yang memiliki luas 450.000 meter persegi tersebut menggunakan double glasses pada sisi dindingnya sehingga hemat penyejuk udara. Bangunan yang dikembangkan sejak 2008 lalu, sukses menghemat energi 35 persen. Selain itu, buangan air per orang per harinya mencapai 40 liter, dimana umumnya sekitar 50 liter. Kemudian lahan area perkantorannya juga bisa 100 persen menyerap air hujan.
Sawitri Setiawan, Direktur Grand Indonesia, mengakui investasi Rp 700 miliar yang dianggarkan lebih tinggi demi tercapainya kenyamanan lingkungan di Menara BCA. Namun demikian, komponen bangunan berasal dari dalam negeri.
"Kalau impor artinya biaya lagi dan menyedot karbon lagi, itu tidak green namanya," ujar Sawitri.
Saat ini tarif sewa Menara BCA sebesar USD 20 per meter persegi per bulan. Sedangkan service charge sebesar USD 7 per meter persegi per bulan. Walau harga cukup tinggi, namun gedung banyak peminatnya dengan tingkat okupansi sudah 95 persen.
Sementara itu, demi penerapan konsep hijau, investasi Kantor Manajemen Pusat, PT Dahana sebesar Rp 45 miliar merupakan lebih tinggi 15 persen dari investasi awal. Namun, Suratman, General Project Sertifikasi untuk Dahana, menjamin balik modal dalam 6-7 tahun.
"Bangunan ini 65 persen hemat energi atau memangkas Rp 400 juta-Rp 500 juta biaya listrik dalam setahun," tegas Suratman.
Dari GBCI, Rana Yusuf Nasir yang merupakan Direktur Pemeringkatan dan Teknologi menegaskan, saat ini ada sekitar 77 gedung milik swasta dan pemerintah yang masih dalam proses sertifikasi, 75 persennya berada di Jakarta, dan 7 gedung di antaranya juga akan mendapat sertifikasi dalam waktu dekat.
Sumber:kompas
Sambungan Jaringan Gas Rumah Tangga
Friday, 04 May 2012 13:08
Pada 2012 ini, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, ESDM, menganggarkan Rp 230 milyar untuk pembangunan jaringan gas kota untuk rumah tangga di 5 wilayah, yaitu Prabumulih, Jambi, Cibinong, Cirebon, dan Kalidawir. “Jaringan gas bumi untuk rumah tangga merupakan program nasional yang harus disukseskan bersama. Utamanya adalah dalam rangka mencapai kemandirian energi daerah di dalam penyediaan energinya sendiri,” tutur Dirjen Migas, Evita Herawati Legowo, dalam rapat kerja dengan Wali Kota Palembang, Surabaya, dan Tarakan, Selasa, 31 Januari 2012.
Tahun 2011 yang lalu, jaringan distribusi gas bumi telah dibangun di Kota Bontang, Sengkang, Rusun Jabodetabek, Bekasi tahap II, dan Sidoardjo tahap II, sebanyak 25.000 sambungan rumah.
Setiap tahunnya, pemerintah menargetkan sambungan rumah tangga untuk empat desa di dua wilayah kota atau dua kabupaten. Untuk tahun 2012 ini, pemerintah menargetkan 16.000 sambungan rumah tangga di lima wilayah, dengan target sekitar 3000-4000 sambungan per kelurahan. “Kebutuhan investasi untuk pembangunan jaringan gas kota di lima wilayah tersebut Rp 230 milyar atau sekitar 40-50 milyar per kota (dua kelurahan),” lanjut Dirjen Migas.
Untuk memasok gas ke lima kota tersebut, tiga perusahaan migas akan memasok gas sebanyak 4,7 MMSCFD dengan suplai dari PT Medco EP sebesar 0,7 MMSCFD, PT Lapindo sebesar 2 MMSCFD, dan PT Pertamina EP sebesar 2 MMSCFD.
Sebelumnya, mulai 2009 PT Perusahaan Gas Negara Tbk sudah menggelar program serupa. Namun, karena margin usaha yang kecil, akhirnya dikembalikan ke pemerintah. “Dulu PGN awal-awalnya bangun, tapi karena PGN sekarang Tbk, maka keuntungannya harus lebih besar, maka dikembalikan ke pemerintah,” papar Evita.
Saat ini masih ada keluhan dari BUMD yang mengelola jaringan gas di daerah karena adanya sistem take or pay (TOP). Dengan adanya sistem itu, BUMD tersebut harus membayar total gas sebanyak 2 MMSCFD yang sudah disediakan. Padahal yang dipakai hanya sekitar 0,5 MMSCFD. Akibatnya, BUMD cenderung merugi.
Sumber: sentanaonline, bisnis, esdm.
Terminal Gas Mengambang Pertama di Indonesia
Monday, 16 January 2012 09:25
Saat ini pemerintah sedang membangun Floating Storage Regassification Unit (FSRU) Jawa Barat yang berkapasitas 3 juta ton Liquid Natural Gas (LNG) per tahun. Fasilitas ini ditargetkan dapat beroperasi mulai 1 Maret 2012. FSRU yang dibangun oleh Pertamina dan PT PGN ini memiliki kapasitas setara dengan penyaluran 400 juta MMSCFD (juta kaki kubik per hari).
”Kita masih mengharapkan 1 Maret 2012 sudah mulai beroperasi. Mulai awal Januari, sudah mulai commissioning,” ujar Evita H. Legowo, Dirjen Migas Kementerian ESDM.
Evita menambahkan, bila commissioning berjalan lancar, gas bumi tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik PLN di Muara Karang dan Tanjung Priok.
Selain FSRU Jawa Barat, pemerintah juga membangun FSRU di Sumatera Utara dan Jawa Tengah. Pembangunan 3 FSRU ini merupakan amanat Inpres No 01 Tahun 2010 untuk mengatasi defisit gas Indonesia sebesar 200 MMSCFD.
Sementara itu, gas dari FSRU Sumatera Utara akan dialirkan melalui pipa bawah laut sepanjang 16 kilometer dan pipa darat sepanjang 6 kilometer untuk memenuhi kebutuhan PLTGU Sicanang di daerah Belawan, Medan, Sumatera Utara.
“Proyek ini direncanakan akan selesai pada semester II 2013. Gas hasil regasifikasi LNG ini juga akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri di wilayah Medan dan sekitarnya,” tutur Yosephine Ina, Senior Officer External Communication PGN.
FSRU atau disebut juga unit terminal gas alam ini merupakan teknologi baru di dunia untuk menyimpang dan regasifikasi LNG. Ia memiliki sistem bongkar muat LNG dari kapal ke kapal. Dengan infrastruktur FSRU ini, pasokan gas ke tempat yang jauh dari sumber gas bumi, dimana sebelumnya menggunakan jaringan pipa, dapat dilakukan dalam bentuk pengiriman LNG.
Sumber:esdm
PLN Siap Berkolaborasi
Wednesday, 18 January 2012 13:21
PLN bersama BPPT pada 25 November menandatangani nota kesepahaman dalam hal pengkajian dan penerapan teknologi pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan dan teknologi dalam bidang ketenagalistrikan. Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dan Kepala BPPT, Marzan A Iskandar.
Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan kelanjutan dari kerjasama yang sebelumnya telah dibina sejak 2009. Ia diharapkan dapat memberikan pedoman dan landasan bagi PLN dan BPPT agar saling mengisi dalam mendorong pertumbuhan riset antara lembaga penelitian dan pengembangan dengan industri.
Diharapkan BPPT dapat berperan sebagai pemimpin atau pemandu bagi industri tanah air, dan dimungkinkan mendapatkan biaya penelitian yang murah namun bermanfaat untuk kepentingan nasional. Kajian yang akan dilakukan BPPT meliputi reverse engineering, redesign, remanufacturing, remaining life assesment, destructive test/non destructive test. dan root cause failure analysis.
Sementara itu, perguruan tinggi seperti ITB dan ITS juga akan terlibat dalam hal yang lebih spesifik, seperti reverse engineering. Tujuannya untuk meningkatkan aviability dan reliability unit pembangkit. Juga diharapkan dapat mengkaji material yang berkualitas dengan harga yang kompetitif, sekaligus meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.
Kajian ini senada dengan Roadmap Teknologi PLN, dimana pada 2010 hingga 2013, PLN memasuki fase pertama, yaitu peningkatan keandalan dan efisiensi. Kemudian, fase kedua pada periode 2014 hingga 2017 merupakan fase untuk peningkatan efisiensi dengan teknologi baru. Serta fase ketiga pada periode 2018 hingga 2021 adalah fase teknologi ramah lingkungan.
Diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam menjalani fase-fase tersebut. Banyak pekerjaan dan penelitian yang harus dilakukan di masa mendatang. Diharapkan kerjasama ini membuahkan hasil yang maksimal dan win-win solution.
Sumber:pln
Fuel Cell 300 kW di Ancol
Tuesday, 17 January 2012 13:17
Pemerintah Korea Selatan, melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA), memberikan hibah kepada pemerintah Indonesia untuk pembangunan pilot project fuel cell berkapasitas 300 kilowatt (kW). Hibah ini senilai 3 juta USD yang akan dipasang di Ancol, Jakarta.
"Ancol dipilih sebagai sarana sosialisasi agar masyarakat bisa melihat. ” ungkap Maritje Hutapea dari Dirjen EBTKE di Jakarta, 6 Desember.
Ini merupakan proyek ketiga dari proyek sebelumnya, yaitu Treatment of Waste from Oil Palm Industry and Production of Bio energy and Value Added Products Using Them sebesar 2,5 juta USD. Serta proyek Wood Biomass Energy Development Model senilai 4 juta USD. Hibah KOICA ini akan berjalan sampai akhir 2012 dan selanjutnya pengelolaan akan diserahkan kepada Jakarta Propertindo (Jakpro).
Kesepakatan telah ditandatangani oleh KOICA dan pemerintah Indonesia. Proyek ini dilaksanakan dalam rangka mendukung proyek perubahan iklim yang diusulkan oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui proyek hibah pemerintah Korea untuk East Asia Climate Change Partnership.
Lebih lanjut papar Maritje, fuel cell ini prospektif dikembangkan untuk masa datang. Pasalnya sumber untuk bahan bakar hidrogen bukan hanya bisa dari energi fosil seperti gas, tapi juga bisa berasal dari energi terbarukan seperti air dan biomassa.
Sumber:ebtke
Mengangkat Energi Laut
Monday, 16 January 2012 13:15
Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan prioritas pengembangan energi laut Indonesia yang lebih baik dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Hal ini disampaikan dalam Workshop Pengembangan Energi Laut ESDM di Jakarta, Rabu 30 November.
Jenis sumber energi laut yang dapat dimanfaatkan diantaranya energi arus laut, pasang surut, gelombang laut, panas laut, dan dari salinitas laut.
ASELI telah melakukan pendataan potensi energi di Indonesia pada 2011 ini. Arus pasang surut memiliki potensi teoritis sebesar 160 gigawatt (GW), potensi teknis 22,5 GW, dan potensi praktis 4,8 GW. Gelombang laut mempunyai potensi teoritis 510 GW, potensi teknis 2 GW, dan potensi praktis 1,2 GW. Serta panas laut memiliki potensi teoritis 57 GW, potensi teknis 52 GW, dan potensi praktis 43 GW.
"Prioritas jangka pendek berupa pemanfaatan energi arus dan gelombang untuk wilayah pesisir yang belum mendapat akses listik. Ini karena umumnya daerah tersebut membutuhkan kapasitas pembangkit listrik skala kecil," kata Mukhtasor, Ketua ASELI.
Untuk prioritas jangka menengah dan panjang, diperlukan pengembangan pilot project pemanfaatan energi panas laut dengan teknologi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Selain untuk kebutuhan listik, ia memiliki fungsi yang bermacam-macam seperti perikanan tangkap, penyediaan air mineral dan tawar, penelitian, dan bahkan untuk wisata.
"Bila untuk membangkitkan 1 kWh dengan BBM dibutuhkan 20 hingga 25 sen USD, dengan energi laut biaya yang dibutuhkan hanya 7-18 sen USD," ujar Mukhtasor yang juga anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Sumber: esdm
Page 1 of 5