Majalah Energi

sustainable energy monthly magazine

Snail Cyborg Menggunakan Fuel Cell

Attention: open in a new window. PDFPrintE-mail


>Snail Cyborg Menggunakan Fuel Cell - Amerika Serikat


Awal tahun ini, setelah sekelompok peneliti dari Case Western Reserve University berhasil membuat kecoa cyborg (Insect Cyborg) dengan menanamkan bio fuel cell berbasis enzim, peneliti dari Clarkson University berhasil melakukan prestasi yang sama dengan membuat siput cyborg (Snail Cyborg). Tim penelitinya dipimpin oleh Evgeny Katz, seorang Profesor Ilmu Koloid.
Bio fuel cell yang ditanamkan di siput cyborg tersebut, mampu memproduksi listrik secara terus menerus selama enam bulan waktu hidupnya. Sementara itu, bahan bakarnya menggunakan glukosa dan oksigen yang dihasilkan dari proses fisiologis pada darah siput.
Melalui proses pemberian makan yang tepat, siput mampu meregenerasi glukosa yang sudah digunakan oleh elektroda biokatasis pada bio fuel cell, sebelum kemudian energi listrik yang dihasilkan dihubungkan ke sirkuit eksternal. Ini bisa beroperasi pada kondisi lingkungan normal, sehingga sangat cocok untuk menjalankan berbagai perangkat bioelectronics.
Siput Cyborg tersebut, mampu memproduksi listrik hingga 7,45 mikrowatt, akan tetapi akan mengalami penurunan sebesar 80 persen setelah 45 menit. Dengan mengurangi penggunaan daya menjadi ke 0,16 mikrowatt, listrik memungkinkan untuk digunakan secara terus menerus.
Dengan bertujuan untuk mengekstraksi lebih banyak listrik, Katz juga akan mencoba menggunakan hewan yang lebih besar yang mempunyai metabolisme lebih cepat yaitu lobster.
Penelitian Katz ini juga telah dipublikasikan secara online pada Journal of the American Chemical Society edisi Maret 2012. Banyak penelitian sejenis dibiayai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan tujuan membuat serangga-serangga cyborg lainnya.
Sumber: gizmag, clarkson.edu.
.
Joomla SEO powered by JoomSEF

Majalah

Lihat edisi