Gedung Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta, dan Kantor Manajemen Pusat, PT Dahana Persero, Subang, menjadi gedung pertama yang meraih sertifikasi bangunan hijau di Indonesia dari lembaga Green Building Council Indonesia.
Menara BCA Grand Indonesia yang memiliki luas 450.000 meter persegi tersebut menggunakan double glasses pada sisi dindingnya sehingga hemat penyejuk udara. Bangunan yang dikembangkan sejak 2008 lalu, sukses menghemat energi 35 persen. Selain itu, buangan air per orang per harinya mencapai 40 liter, dimana umumnya sekitar 50 liter. Kemudian lahan area perkantorannya juga bisa 100 persen menyerap air hujan.
Sawitri Setiawan, Direktur Grand Indonesia, mengakui investasi Rp 700 miliar yang dianggarkan lebih tinggi demi tercapainya kenyamanan lingkungan di Menara BCA. Namun demikian, komponen bangunan berasal dari dalam negeri.
"Kalau impor artinya biaya lagi dan menyedot karbon lagi, itu tidak green namanya," ujar Sawitri.
Saat ini tarif sewa Menara BCA sebesar USD 20 per meter persegi per bulan. Sedangkan service charge sebesar USD 7 per meter persegi per bulan. Walau harga cukup tinggi, namun gedung banyak peminatnya dengan tingkat okupansi sudah 95 persen.
Sementara itu, demi penerapan konsep hijau, investasi Kantor Manajemen Pusat, PT Dahana sebesar Rp 45 miliar merupakan lebih tinggi 15 persen dari investasi awal. Namun, Suratman, General Project Sertifikasi untuk Dahana, menjamin balik modal dalam 6-7 tahun.
"Bangunan ini 65 persen hemat energi atau memangkas Rp 400 juta-Rp 500 juta biaya listrik dalam setahun," tegas Suratman.
Dari GBCI, Rana Yusuf Nasir yang merupakan Direktur Pemeringkatan dan Teknologi menegaskan, saat ini ada sekitar 77 gedung milik swasta dan pemerintah yang masih dalam proses sertifikasi, 75 persennya berada di Jakarta, dan 7 gedung di antaranya juga akan mendapat sertifikasi dalam waktu dekat.
Sumber:kompas
.
Menara BCA Grand Indonesia yang memiliki luas 450.000 meter persegi tersebut menggunakan double glasses pada sisi dindingnya sehingga hemat penyejuk udara. Bangunan yang dikembangkan sejak 2008 lalu, sukses menghemat energi 35 persen. Selain itu, buangan air per orang per harinya mencapai 40 liter, dimana umumnya sekitar 50 liter. Kemudian lahan area perkantorannya juga bisa 100 persen menyerap air hujan.
Sawitri Setiawan, Direktur Grand Indonesia, mengakui investasi Rp 700 miliar yang dianggarkan lebih tinggi demi tercapainya kenyamanan lingkungan di Menara BCA. Namun demikian, komponen bangunan berasal dari dalam negeri.
"Kalau impor artinya biaya lagi dan menyedot karbon lagi, itu tidak green namanya," ujar Sawitri.
Saat ini tarif sewa Menara BCA sebesar USD 20 per meter persegi per bulan. Sedangkan service charge sebesar USD 7 per meter persegi per bulan. Walau harga cukup tinggi, namun gedung banyak peminatnya dengan tingkat okupansi sudah 95 persen.
Sementara itu, demi penerapan konsep hijau, investasi Kantor Manajemen Pusat, PT Dahana sebesar Rp 45 miliar merupakan lebih tinggi 15 persen dari investasi awal. Namun, Suratman, General Project Sertifikasi untuk Dahana, menjamin balik modal dalam 6-7 tahun.
"Bangunan ini 65 persen hemat energi atau memangkas Rp 400 juta-Rp 500 juta biaya listrik dalam setahun," tegas Suratman.
Dari GBCI, Rana Yusuf Nasir yang merupakan Direktur Pemeringkatan dan Teknologi menegaskan, saat ini ada sekitar 77 gedung milik swasta dan pemerintah yang masih dalam proses sertifikasi, 75 persennya berada di Jakarta, dan 7 gedung di antaranya juga akan mendapat sertifikasi dalam waktu dekat.
Sumber:kompas
< Prev | Next > |
---|