India berencana membuat "atlas surya" yang didasarkan pada intensitas radiasi matahari, untuk menentukan lokasi yang ideal pengembangan proyek tenaga surya. Dengan data dari atlas tersebut, pengembang proyek surya akan dapat memrediksi output pembangkit yang diajukan dengan akurasi yang memadai dan akan membantu dalam menentukan teknologi surya yang paling cocok.
Bulan Januari lalu, Center for Wind Energy Technology (CWET) India telah selesai melakukan pengukuran radiasi matahari di 51 lokasi di India, dan saat ini sedang mengembangkan suatu algoritma untuk memvalidasi data pengukuran. Para pengembang proyek tenaga surya di negara yang memiliki 300 hari sinar matahari setiap tahunnya, biasanya mengandalkan data dari NASA dan gambar satelit untuk mengindentifikasi lokasi yang paling baik untuk instalasi. "Sebuah atlas surya akan menjadi sangat berguna," kata James V Abraham, Direktur dan CEO dari Technologies Sunborne Energi, India.
Data yang akurat sangat penting untuk proyek tenaga surya. Abraham mengatakan, dengan kesalahan 10 persen pada radiasi yang sebenarnya dapat mengakibatkan penurunan hampir 20 persen dalam output energi. Perusahaan India lainnya, seperti Mahindra Solar, yang telah menggunakan data NASA untuk merencanakan proyek-proyek surya, menyambut atlas surya sebagai alat bisnis yang sangat berguna.
"Dengan mempunyai info yang dipetakan di India, dilengkapi dengan kondisi lokal akan membantu kami lebih mengoptimalkan prediksi. Dengan pemetaan atlas surya, akan membuat perusahaan seperti kami lebih agresif di masa depan," kata CEO Mahindra Solar, Vish Palekar.
Sumber: solardaily, upi.
< Prev | Next > |
---|