|
wah.. saya setuju nih kalau suatu saat nanti paling nggak angkutan umum kita menggunakan bahan bakar dari ethanol. tapi kayaknya qt harus buat teknologi yang mendukung ethanol dulu deh. kalau dicampur dengan bensin, kira-kira apa yang terjadi dengan mesin yang biasanya hanya beroperasi dengan bensin? apakah akan merusak mesin? mohon bantuannya kk
|
Tebu Sebagai Penggan ...
|
Posted 29 Sep 2010 06:54
by Ruslan Effendi
|
|
Marissa Ristiyana Utama wrote:
Saya jadi ada ide. Berarti suara dari manusia, seperti saat kita berbicara pun dapat dimanfaatkan donk yah?
Oleh karena itu, mungkin tidak kalo suara kita jadi sumber energi untuk ponsel kita saat kita nelfon? Yah ide saja sih. Hehe.
kok bisa aja ya mbak marissa ini menebaknya?  saya sebelumnya membaca artikel yang isinya mengenai pengembangan ponsel yang dapat men- charge baterai saat kira menelfon. tapi saya lupa link-nya..
Tapi Mas, kalo 1 mic hanya 100 mW, kita bakal butuh banyaaaak sekali mic donk yah
mengenai ekonomis sensor,saya sudah menjawab pertanyaan mas akhmadi. tapi kalau dipikir-pikir keuntungan teknologi ini adalah sampai kapanpun sensor ini dapat menghasilkan listrik,tidak seperti PLTA yang akan kesulitan saat musim kemarau, PLT Surya yang akan kesulitan saat malam, PLTN yang akan kesulitan saat materi nuklir habis. kasarnya sih menurut saya cuma satu zaman dimana kita tidak bisa menggunakan sensor ini secara bebas, yaitu saat umat manusia hijrah ke luar angkasa untuk mencari planet pengganti bumi.(karena diluar angkasa tidak ada medium rambat suara) 
|
Listrik dari Suara
|
Posted 29 Sep 2010 05:59
by Ruslan Effendi
|
|
Akhmadi Pranoto wrote:
misalkan di pabrik mau diterapkan sistem ini, berarti mungkin di pasang pada dindingg-dindingnya kali ya?
hmm...
bagaimana kalau seluruh dinding dilapisi mic...? selain hasil listrik yg dihasilkan mungkin akan cukup besar, hal ini juga mungkin dapat digunakan untuk meredam suara. jdi kebisingan mungkin akan sedikit berkurang.
Bener ga sih?
Tpi bagaimana dengan harga pemasangan peralatannya euy? Kayanya mahal kali ya? 
untuk bising yang terjadi di dalam ruangan, pemasangan sensor dilakukan pada dinding-dinding dan langit-langit tentunya dengan alasan keterbatasan ruang,kenyamanan,dan keamanan.
bisa kali ya kalau seluruh dinding dilapisi mic..  tapi sebenarnya demi efisiensi kita tidak harus meletakan di seluruh dinding, karena hasil yang maksimal dapat ditentukan dengan meletakan sensor sesuai array yang berdasarkan pola penyebaran suara. kalau ada blank-spot ya lebih baik tidak usah dipasangi mic..
benar sekali mas  ,teknologi ini memang dapat meredam suara. oleh karena itu harus diperhatikan bahwa jangan meletakan sensor ini didalam ruangan yang malah membutuhkan besar pemantulan tertentu seperti ruang pagelaran musik.
untuk masalah harga tentunya untuk saat ini masih mahal. kesimpulanya adalah teknologi ini belum dapat dijadikan sumber pembangkit energi untuk waktu yang dekat ini, karena masih belum ekonomis terlebih lagi teknologi yang ditemukan saat ini belum mendukung konsep yang sudah ada.
|
Listrik dari Suara
|
Posted 29 Sep 2010 05:41
by Ruslan Effendi
|
|
Narendra Prataksita wrote:
Wah,bagus nih, daripada cuma mengurangi kemampuan mendengar sekalian dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Berarti ini menggunakan piezoelektrik sebagai bahan pembangkitan energinya ya?
Apakah ada referensi yang menunjukkan jumlah energi yang dibangkitkan? Misalnya suara 86 desibel selama 30 menit akan menghasilkan sekian volt atau ampere, apakah ada?
bantu comment ya.
Saat ini bukan hanya ada pikohidro atau mikrohidro lho. Tapi ada juga mikronuklir !!
Silahkan kunjungi majalahenergi.com/forum/Bentuk-Energi-Ba...uklir--PLTN-Mini#495
betul sekali mas naren  . karena banyaknya sumber energi ini dan dapat kita temukan kapan pun maka dapat saja kita dapat men- generate energi listrik secara terus menerus, meskipun yang dihasilkan sangat kecil. Di dalam era low-power electronics saat ini, banyak sekali contoh pembangkit listrik " in situ" (setempat) yang dapat membangkitkan daya listrik misalnya dalam orde mikrowat,sebut saja charger handphone,mp3 player,dsb hanya dengan cara berjalan ( yaitu dengan cara meletakan piezoelektrik pada sepatu)
untuk mikrofon yang digunakan dapat saja berupa mikrofon elektromagnet maupun mikrofon piezoelektrik.
Sedangkan untuk masalah energi tentu saja kita dapat menghitung jumlah energi yang dibangkitkan oleh sumber dengan perumusan sound power pada umumnya, namun jika bertanya mengenai energi yang dapat dibangkitkan oleh alat saat menerima suara_saya pikir banyak faktor yang mempengaruhi seperti kepekaan sensor,array yang disusun,dll termasuk faktor luar seperti pengaruh alam.
(koreksi jika salah) 
|
Listrik dari Suara
|
Posted 29 Sep 2010 05:15
by Ruslan Effendi
|
|
Suara adalah gelombang yang merambat dengan cara osilasi tekanan melalui media padat, cair, atau gas. Suara dapat didengar jika ada sumber suara yang menghasilkan suara pada rentang frekuensi pendengaran tertentu dan merambat pada suatu media sehingga akan menggetarkan organ pendengaran kita. Setiap gelombang suara yang ada merupakan sebuah energi. Kemudian timbulah gagasan untuk mengubah suara menjadi pembangkit energi.
Setiap hari kita dapat mendengar suara di kampus, di jalan, di rumah, di tempat perbelanjaan,dsb. Entah pagi,siang, dan malam_pasti kita akan mendengar suara meskipun suara itu sangat kecil. Intinya adalah suara itu sangat melimpah dan dapat ditemukan di mana pun dan kapan pun. Baik yang dibangkitkan maupun yang terjadi dengan sendirinya, maupun suara yang memang diharapkan dan suara yang dihindarkan.
Bising di Area Industri
Lalu apa yang dapat kita pikirkan apa yang terjadi jika ada suara yang memiliki energi besar dan terlebih energi tersebut tidak diharapkan? Sebut saja bising pada industri dan ruang kerja yang sangat sesungguhnya dapat saja kita manfaatkan. Namun pemanfaatan ini masih belum bisa dilakukan karena usaha pembangkitan listrik hanya baru tahap penelitian yang bahkan belumberada pada tahap pengembangan sehingga masih belum memiliki data yang konkret dan data dapat bisa berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan. Berikut ini adalah konsep penelitian bagaimana cara memanfaatkan suara:
1) Array Sensor. Kita membutuhkan banyak sensor penangkap suara yang disusun dalam bentuk array yang disesuaikan dengan bidang pantul agar mendapatkan energi suara maksimal. Jika satu mic dapat membangkitkan maksimal 100 mW dan jika diinginkan modul dapat menghasilkan tegangan puncak 10 W, maka kita memerlukan kurang lebih 100 mic. Dan kita dapat mendesainnya dalam bentuk suatu array mic.
2) Mic dengan Kepekaan Tinggi. Kita perlu memakai mic dengan kepekaan tinggi sehingga suara yang kecil pun dapat ditangkap dengan baik dan dapat menghasilkan arus listrik yang memadai. Namun tentunya kepekaan ini harus disesuaikan dengan tingkat energy suara yang ditangkap. Jika sumber suara menghasilkan tingkat energy yang tinggi tentunya akan merusak seketika mic yang memiliki kepekaan tinggi.
3) Alat untuk Mengkonsentrasikan Suara. Bersifat menyebar ketika dihantarkan dari sumber suaranya. Untuk memusatkan kembali suara tersebut digunakan alat yang berbentuk cekung seperti parabola dan corong. Atau benda pemantul lain yang dapat disusun dan dirancang untuk memusatkan suara.
4) Alat Penyimpan Listrik. Karena suara tidak selalu berada dalam kondisi konstan dan maksimal, maka jika langsung digunakan pada alat listrik tentunya akan merusak alat tersebut. Listrik yang telah dibangkitkan disimpan dalam baterai sehingga listrik dapat digunakan ketika dibutuhkan.
5) Penempatan Sensor. Penempatan sensor dapat dilakukan dimana saja, namun untuk lebih optimal maka sebaiknya ditempatkan diruang yang memiliki tingkat energy suara besar.
Referensi :
dewo.wordpress.com/2006/04/04/pembangkit-listrik-tenaga-suara/
en.wikipedia.org/wiki/Sound
www.mail-archive.com/
This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
/msg26887.html
|
Listrik dari Suara
|
Posted 27 Sep 2010 15:21
by Ruslan Effendi
|
|
oh begitu ya mbak.. oh iya mbak, saya mau tanya lagi. untuk sekarang kan masih menggunakan klorofil alami,dan ada bakterinya juga. nah..perlu dikondisikan ga tuh mbak? misalkan maksimum suhunya berapa,kelembabannya (mungkin diperhatikan),dsb.
makasih y mbak..wawasan saya jd bertambah.. 
|
yang terbaik dari al ...
|
Posted 26 Sep 2010 13:59
by Ruslan Effendi
|
|
sumpah.. saya sangat terkesima dengan teknologi ini mas.. ko bisa ya dia dapat ide unik kayak gini.. kayaknya cocok di daerah yang angin kuat y? soalnya luas permukaannya kecil. tapi kalau angin besar,kira-kira tiang yang satu dengan yang lainnya saling bersentuhan g ya?
|
WINDSTALKS, menuai e ...
|
Posted 26 Sep 2010 01:25
by Ruslan Effendi
|
|
|
|
Posted 26 Sep 2010 00:56
by Ruslan Effendi
|
|
Kang Sandy, mohon di jelaskan lebih rinci dong mengenai bagaimana penggunaan panas matahari di teknologi ini.. Saya masih bingung...
Oh iya kang, solar panel sama solar thermal beda ga sih? 
|
solar thermal
|
Posted 25 Sep 2010 22:30
by Ruslan Effendi
|
|
wah.. ini yang diceritakan kemarin oleh Prof Andri ya Pak Ari? Saya hingga kini masih saja terkagum-kagum oleh ide unik ini. Tapi ada beberapa hal yang ingin saya tanya. bukannya jika ada zat terlarut dalam suatu larutan, maka konsentrasi zat terlarut akan sama disemua titik.. jadi bagaimana mengkondisikannya agar terjadi perbedaan konsentrasi di level kedalaman yang berbeda?
|
Pembangkit Listrik P ...
|
Posted 25 Sep 2010 22:16
by Ruslan Effendi
|
More |