Tugas 1 Topik Khusus : Energi
Narendra Prataksita
13307053
Satu kota kecil punya reaktor nuklir sendiri?
Atau listrik satu RW (rukun tetangga) di kota besar bersumber dari PLTN mini?

Hal tersebut bukanlah hal yang mustahil karena pengembangan dari teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir telah dapat menciptakan reaktor-reaktor mini yang aman. Sebagian besar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLT N) memiliki ukuran raksasa, cukup besar untuk memenuhi kebutuhan energi sebuah kota berukuran sedang. Setiap PLTN pabriknya bisa menghabiskan miliaran bahkan trilyunan rupiah. Tidak heran lusinan purwarupa reaktor kecil bersaing untuk menarik perhatian industri, sebagai alternatif bahan bakar rendah emisi. Jika reaktor mini dirancang sebagai modul-modul, maka satu unit mungkin mampu memenuhi kebutuhan satu kota terpencil atau tambang. Di negara berkembang, reaktor kecil akan mengurangi tekanan yang ditanggung oleh jaringan listrik yang rapuh. Kekuatannya bisa ditambah secara bertahap dan bisa menjadi daya tarik bagi produsen energi dengan dana terbatas. Tak satu pun dari reaktor-reaktor kecil ini yang telah diaktifkan.
Indonesia adalah negara dengan populasi penduduk nomor 4 di dunia, namun satu-satunya yang tidak memanfaatkan PLTN. China, india dan Amerika sudah menggunakan PLTN dalam memenuhi kebutuhan listrik negaranya. Bahkan, negara-negara penghasil minyak bumi seperti Uni Emirat Arab dan Jordania sudah mempertimbangkan PLTN sebagai salah satu sumber energi yang akan digunakan. Saat ini Uni Emirat Arab telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Korea untuk membangun PLTN berkapasitas 4 x 1400MW tahun 2020.
Namun, pembangunan PLTN yang cukup besar masih menghadapai tantangan berupa anggaran yang besar maupun penolakan beberapa pihak. Akan tetapi dengan adanya dukungan penggunaan nuklir dan kebutuhan akan energi listrik yang begitu tinggi maka beberapa propinsi di Indonesia menyetujui untuk membangun PLTN di wilayahnya. Wali Kota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim, menyatakan pemerintah Bangka Belitung telah menyediakan dua lokasi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yaitu Pulau Lepar di Bangka Selatan dan Pulau Nanduk.
"Dua pulau seluas 2.407 hektar itu cukup strategis dibangun PLTN karena tidak berpenghuni," ujarnya.
Berbeda dengan PLTN yang berukuran besar, PLTN mini berukuran kecil dan relatif lebih mudah untuk dioperasikan. Beberapa purwarupa reaktor mini, seperti yang dirancang oleh NuScale Power, adalah reaktor kecil yang didinginkan oleh air yang mirip dengan reaktor kuno yang digunakan pada kapal perang. Reaktor lainnya lebih modern. Toshiba dan Institut Penelitian Pusat atas Industri Tenaga Listrik di Jepang sedang meneliti “baterai nuklir” yang berpendingin natrium cair.
Reaktor ini—dikirim dalam keadaan terakit sebagian dan dipasang di bawah tanah—mampu menghasilkan sepuluh megawatt selama 30 tahun lamanya sebelum diperlukan pengisian ulang untuk bahan bakarnya. Galena, desa di Alaska sedang bernegosiasi untuk menjadi pelanggan pertamanya. Selain lebih murah, beberapa reaktor kecil secara bawaan lebih aman, kata Vladimir Kuznetsov dari Badan Tenaga Atom Internasional.
Desain NuScale tidak mengharuskan adanya pompa pendingin reaktor, sementara pompa Toshiba menggunakan teknologi elektromagnetik, tanpa bagian yang bergerak; keduanya mengurangi kemungkinan munculnya kegagalan. Sementara itu, para peneliti di China sedang mengembangkan sebuah reaktor kecil dengan pembatasan otomatis. Saat uji coba dramatis pada 2004, mereka mematikan sistem pendingin; reaktor itu pun membakar dirinya sendiri.
Kehadiran reaktor-reaktor baru, tentu saja, tetap mendatangkan persoalan limbah radioaktif. Saat ini ada 56 reaktor yang sedang dibangun di seluruh dunia, di China sendiri ada 19. Dengan melonjaknya permintaan energi dan ancaman perubahan iklim, bahkan pembangunan sepesat itu pun tidak akan meningkatkan pangsa nuklir dalam pasokan listrik global. Reaktor-reaktor kecil bisa membantu. “Tujuannya meningkatkan sumber energi rendah karbon dengan cepat,” kata Richard Lester dari MIT. Syaratnya, para pembuat kebijakan bisa diajak kerja sama. Di AS, para pejabat mengatakan beberapa desain mungkin mendapatkan sertifikasi dalam lima tahun ini. Sementara desain yang lebih inovatif mungkin butuhkan waktu lebih lama. —Chris Carroll
Produk NuScale
45 megawatt
Reaktor dengan teknologi pendingin yang cukup lama telah digunakan yaitu dengan pendingin air. Cukup kecil untuk didinginkan hanya dengan mesin pemindah panas, tanpa pompa.
Keterangan
1 : Bahan bakar uranium
2 : Batang pengendali
3 : Inti pemanas
4 : Tabung menghasilkan uap
5 : Keluaran sistem ke turbin
6 : Air perendam sistem
Cara kerja
Air menjadi pendingin dan “pengatur” : Memperlambat neutron-neutron yang dipancarkan oleh batang bahan bakar uranium (1), memungkinkan mereka memecah atom uranium dalam jumlah lebih banyak. Batang pengendali (2) meredam reaksi berantai. Air dipanaskan saat melalui inti (3), lalu memanaskan tabung (4) untuk menghasilkan uap, menyebabkan reaktor (5) menggerakkan turbin. Agar tidak bocor, sistem dibenamkan kedalam air.
Produk Toshiba
10 megawatt
Didinginkan dengan Natrium bertahan 30 tahun tanpa isi ulang bahan bakar. Mempunyai dua cara untuk dimatikan dalam keadaan darurat.
Keterangan
1 : Reflektor baja
2 : Bahan bakar
3 : Pompa elektromagnetik
4 : Penukar panas
5 : Keluaran sistem ke generator uap
6 : Batang penyerap neutron
Cara kerja
Reflektor baja (1) memantulkan neutron-neutron kembali ke bahan bakar (2) untuk mempertahankan reaksi berantai; ia ke atas saat bahan bakar dikonsumsi. Pompa elektromagnetik (3) mendorong lelehan natrium melalui inti ke penukar panas (4), memindahkan panas ke putaran natrium sekunder yang terus menuju (5) sampai ke generator uap. Untuk menghentikan proses fisi, reflektor jatuh sampai ke bawah inti, dan batang penyerap neutron (6) dijatuhkan ke dalamnya.
Reaktor seperti ini bebas karbon, relatif murah, dan mestinya cukup aman. Pembangkit nuklir mini di bawah tanah juga bisa memenuhi kebutuhan energi sebuah desa.
nationalgeographic.co.id/article/127/nuklir-masuk-desa
nationalgeographic.co.id/sub/artikel/post=20100304
www.warintek.ristek.go.id/nuklir/pengenalan_pltn.pdf
www.antaranews.com/berita/1268106269/pem...-babel-dinilai-layak
www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/05...00502-244931,id.html
www.batan.go.id/mediakita/current/mediak...ial&artikel=adv1