|
achmad tazkir wrote:
waah menarik bngeet neh postingannya mbak nina
bener2 menambah wawasan saya kalau sbenarnya ad energi listik d pohon
tapi saya mw tanya neh apakah smw jenis pohon itu menyimpan energi listik atw hanya pohon2 dengan species tertentu saja?
trus d postingan yg saya baca mbak nina menyebutkan pohoh mapel merupakan penghasil energi listik yg stabil
nah saya kurang tau neh pohon mapel itu pohon ap ya? dan apakah dengan cuaca iklim tropis seperti indonesia memungkinkan bagi kita untuk menanam pohon mapel ini?
kan klu emng bnyak pohon sperti ini d indonesia, tidak menutup kemungkinan d indonesia juga bisa membuat pembangkit listrik dengan tenaga pohon ini.. waaah bener2 terobosan energi alternatif yg baru neh^^... jadi dengan merawat lingkungan kita juga bisa hemat listrik 
Semua jenis pohon pada dasarnya memiliki listrik dalam jumlah kecil, tapi jumlahnya berbeda2. Nah, sejauh ini, dari penelitian tim dari University Of Washington itu yang menghasilkan listrik paling besar dan stabil adalah pohon mapel. Pohon mapel itu yang daunnya begini
Pohon mapel itu tanaman 4 musim, jadi sepertinya tidak ada disini.  Ya, sejauh ini penelitian baru dilakukan di Amerika, pada tanaman2 4 musim, mungkin selanjutnya masih bisa dilakukan penelitian untuk tanaman2 tropis.. 
|
Energi Listrik Tumbu ...
|
Posted 24 Sep 2010 19:29
by syafrina nurwardani
|
|
Terimakasih mba Mustika..
MUSTIKA SITI HAJARINI wrote:
wow na.. 
cool...
uhm..aku juga pertama kali liat itu artikel langsung mikirin ttg redoks...kek klo kita ngukur pH gt..
jujur nya,,,penjelasan yg km bawain di bawah itu,,,bikin aku bingung...klo bukan karna reaksi redoks biasa,,,mang ada reaksi redoks luar biasa?
saya sebagai org yang suka ngaku2 wanita sejati yang suka pelajaran biologi dan kimia dan juga suka ngaku2 pecinta lingkungan ini,,,,,,suka sekali dg artikelmu nina... :3~
terimakasih atas artikelnya..saya minta izin saya pasang di ugreen boleh?khikikiki...
ayo selamatkan pohon untuk kehidupan yang lebih baik... 
Nah..katanya sih dari sumber2 yang aku baca, menurut beberapa peneliti listriknya masih belum tentu dihasilkan dari reaksi redoks yang pH2 itu..jadi masih ada penelitian tersendiri sampai saat ini..begitu mba Mus..
Kalau mau dipasang di ugreen boleh qo.. 
|
Energi Listrik Tumbu ...
|
Posted 24 Sep 2010 19:17
by syafrina nurwardani
|
|
Terimakasih pertanyaannya Ilmam dan Andri..
Pertanyaannya Ilmam dan Andri juga sudah lama menjadi pertanyaan para peneliti,  dikutip dari web.mit.edu/newsoffice/2008/trees-0923.html
Scientists have long known that trees can produce extremely small amounts of electricity. But no one knew exactly how the energy was produced or how to take advantage of the power.
In a recent issue of the Public Library of Science ONE, Zhang and MIT colleagues report the answer. "It's really a fairly simple phenomenon: An imbalance in pH between a tree and the soil it grows in," said Andreas Mershin, a postdoctoral associate at the CBE. The first author of the paper is Christopher J. Love, an MIT senior in chemistry who has been working on the project since his freshman year.
To solve the puzzle of where the voltage comes from, the team had to test a number of theories -- many of them exotic. That meant a slew of experiments that showed, among other things, that the electricity was not due to a simple electrochemical redox reaction (the type that powers the 'potato batteries' common in high school science labs, en.wikipedia.org/wiki/Lemon_battery). The team also ruled out the source as due to coupling to underground power lines, radio waves or other electromagnetic interference.
Sejauh ini itulah jawaban yg terbaik yang saya dapat, tetapi penelitian tentang hal itu sendiri masih terus dilakukan. Tertarik meneliti lebih lanjut?
kayanya kita butuh sensor untuk mendeteksi penebangan liar nina, soalnya lebih berbahaya manusia nya dari pada bencana lingkungan 
Ya, memang hutan di Indonesia sendiri terus berkurang gara2 penebangan liar..  Kalau sensor penebangan hutan secara liar mungkin bisa menggunakan sensor occupancy? Pohonnya sendiri hanya merupakan catu daya, jadi rasanya sangat mungkin untuk memasangkan sensor2 lain yang sesuai kebutuhan nantinya. Tapi sejauh ini belum ada pengembangannya mas Ilmam.. 
|
Energi Listrik Tumbu ...
|
Posted 18 Sep 2010 15:59
by syafrina nurwardani
|
|
Nice post.. 
Pembahasan tentang energi laut memang sangat menarik ya..terlebih lagi karena Indonesia sendiri adalah negara dengan wilayah perairan yang luas.
Di dalam artikel disampaikan
soal masalah ini, kira2 enegi yang didapat dari PLTAL ini sepadan ga sih sama besar biaya yang harus dikeluarkan?
Tq. 
|
Pembangkit Listrik T ...
|
Posted 18 Sep 2010 14:44
by syafrina nurwardani
|
|
Nice Post..
Kalau dilihat dari kelebihannya
OTEC ini rasanya sumber energi yang sangat baik.Tapi kenapa ya, kelihatannya masih belum begitu populer (terlebih di Indonesia)? Apa ada ada kendala-kendala tertentu? CMIIW. Tq. 
|
Ocean Thermal Energy ...
|
Posted 18 Sep 2010 14:27
by syafrina nurwardani
|
|
Nice post..
Ilmam..kalau ga salah di kuliah topsusnya juga pernah bahas sedikit deh, memang energi angin (khususnya di Indonesia) itu kesulitannya adalah kestabilan supply anginnya..kalau kata Toshi tuh ada saat dimana dia gak bisa mensuplai energi
bener ga? terus gimana ya solusinya kira2? 
|
Penggunaan Energi Al ...
|
Posted 18 Sep 2010 14:18
by syafrina nurwardani
|
|
Nice Post..
Kebetulan ini topik saya waktu KP, dan kalau tidak salah yang pernah saya baca CBM ini energi yang didapat belum sepadan dengan cost yang dikeluarkan (masih mahal prosesnya) jadi masih belum terlalu populer. CMIIW
Selain itu, masalah "terbarukan" saya juga agak bingung.
CBM terbentuk bersama air, nitrogen dan karbondioksida ketika material tumbuhan tertimbun dan berubah menjadi batubara karena panas dan proses kimia selama waktu geologi yang sering disebut dengan "coalification".
CBM dalam dunia pertambangan didefinisikan sebagai gas metana yang terbentuk dari aktivitas mikrobial (biogenic) atau panas (thermogenic) selama terjadinya proses pembentukan batubara.
Gas ini berasal dari proses pembetukan batubara yang berlangsung selama jutaan tahun.
Tetapi di paragraf pertama:
Sumber energi ini merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui penggunaannya. Gas metane yang diambil dari lapisan batubara ini dapat digunakan sebagai energi untuk berbagai kebutuhan manusia. Walaupun dari energi fosil yang tidak terbaharukan, tetapi gas ini terus terproduksi bila lapisan batubara tersebut ada.
Sebenarnya berapa lama kira2 waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya gas methane tersebut?Apa bisa dikatakan terbarukan? 
|
"Coal Bed Methan" Be ...
|
Posted 18 Sep 2010 06:34
by syafrina nurwardani
|
|
Nice Post..
Tapi memang rasanya kalau untuk biodiesel gini masih kurang realisasinya ya..
Menurut saya, masalah eksploitasi dan pembabatan hutan sepertinya lebih karena faktor manusianya saja,  selama masih ada tempat2 untuk menanam seperti yang disampaikan bece, kenapa harus babat hutan untuk buka lahan?
|
Tanaman Jarak sebaga ...
|
Posted 18 Sep 2010 06:17
by syafrina nurwardani
|
|
Tugas Topik Khusus A
Nama: Syafrina Nurwardani
NIM: 13307101
Energi Listrik Tumbuh di Pohon?
Dalam beberapa tahun terakhir ini, para peneliti telah melakukan riset bahwa tanaman dapat menghantarkan listrik dan bahkan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology telah menemukan bahwa tanaman dapat menghasilkan hingga 200 millivolts tenaga listrik. Dalam penelitiannya mereka bekerja sama dengan Voltaree, sebuah perusahaan yang memegang paten untuk mengembangkan rangkaian sensor hutan untuk mengeksploitasi sumber daya baru. Mereka mempelajari kemungkinan untuk menggunakan pohon sebagai "penjaga" untuk mendeteksi potensi ancaman kebakaran hutan.
MIT senior Christopher Love dan rekan bekerja untuk mengetahui apakah energi dari pohon dapat digunakan untuk mencegah kebakaran hutan
Dinas Kehutanan AS telah memprediksi dan mengawasi kebakaran hutan dengan berbagai alat, termasuk remote automated weather stations. Namun stasiun ini harganya mahal dan jarang didistribusikan. Sensor tambahan dapat digunakan untuk menyelamatkan pohon-pohon dari ancaman kebakaran hutan dengan menyediakan data iklim setempat yang lebih baik untuk digunakan sebagai model dalam memprediksi kebakaran dan memberikan peringatan sebelumnya. Namun, penggantian atau pengisian baterai pada sensor secara manual sering kali sangat sulit dilakukan karena lokasi yang jauh dan membuat hal ini tidak praktis serta mahal.
Sistem sensor baru yang dikembangkan oleh tim dari Massachusetts Institute of Technology berusaha untuk menghindari masalah ini dengan memanfaatkan pohon sebagai catu daya mandiri. Setiap sensor dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang perlahan-lahan dengan menggunakan listrik yang dihasilkan oleh pohon. Sebuah pohon tidak menghasilkan banyak daya namun seiring berjalannya waktu dayanya akan terkumpul dan dapat digunakan.
Sensor dengan catu daya mandiri
Sistem ini menghasilkan listrik yang cukup untuk memungkinkan sensor suhu dan sensor kelembaban untuk mengirimkan sinyal nirkabel empat kali sehari, atau sesegera mungkin jika ada api. Setiap sinyal akan ditransmisikan dari satu sensor ke yang lain, hingga mencapai stasiun cuaca yang kemudian mengirimkan data melalui satelit ke pusat komando kehutanan di Boise, Idaho.
Transmisi sinyal
Selanjutnya, Tim dari University of Washington berusaha untuk meneliti lebih lanjut dengan penelitian akademis di bidang tree power. Penelitian ini didanai sebagian oleh National Science Foundation.
Seorang mahasiswa University of Washington bernama Carlton Himes mengabiskan sepanjang musim panas dengan melakukan survei pada berbagai jenis pohon. Akhirnya, Himes menemukan bahwa pohon mapel menghasilkan tegangan stabil sampai beberapa ratus millivolts.
Tim University of Washington ini kemudian membangun sebuah perangkat yang bisa berjalan pada daya yang tersedia. Pada tahun 2009 mereka akhirnya berhasil menjalankan rangkaian yang semata-mata hanya menggunakan sumber energi dari pohon untuk pertama kalinya.
Electrical engineer Babak Parviz dan Brian Otis dan mahasiswa Carlton Himes menunjukkan sebuah rangkaian yang berjalan sepenuhnya dengan energi listrik dari pohon
Brian Otis, seorang asisten profesor dari teknik elektro University of Washington, memimpin pengembangan dari sebuah konverter yang mampu menghasilkan output yang lebih besar dari tegangan input hanya sekitar 20 millivolts. Konverter ini berhasil menghasilkan tegangan output 1,1 volt, cukup untuk menjalankan sensor dengan daya rendah.
Rangkaian dari tim University of Washington dibuat dengan bagian-bagian berukuran 130 nanometer dan hanya mengkonsumsi rata-rata hanya 10 nanowatts selama beroperasi.
Rangkaian yang dapat menyimpan tegangan yang cukup dari pohon untuk menjalankan sensor rendah daya
Source:
web.mit.edu/newsoffice/2008/trees-0923.html
uwnews.org/article.asp?articleID=51869
www.sciencedaily.com/releases/2009/09/090908151330.htm
www.futurity.org/science-technology/plug...-a-low-voltage-tree/
www.nanowerk.com/news/newsid=12528.php
www.msnbc.msn.com/id/32862305/ns/technol...ce-green_innovation/
|
Energi Listrik Tumbu ...
|
Posted 18 Sep 2010 05:41
by syafrina nurwardani
|
|
Yuniar Gitta Pratama wrote:
Tapi, ponsel ini masih belum dijual secara luas, karena masih merupakan ponsel konseptual yang ia rancang untuk Nokia.
konseptual brarti blum ada riilnya dong ?
knapa anak FT ga bikin aja ?
Ditunggu neng yuni..ayo bikin.. 
|
Ponsel dengan tenaga ...
|
Posted 18 Sep 2010 01:58
by syafrina nurwardani
|
More |