Majalah Energi

sustainable energy monthly magazine

Yuniar Gitta Pratama wrote:


ikut menunggu jawaban ini deh

terimakasih mbak yuni tas pertanyaannya.. menurut saya pribadi, kita tidak perlu membabat hutan karena hal itu malah akan berdampak pada global warming.. cukup mencari lahan kering saja.. di palembang saja, banyak sekali lahan kering yang terbengkalai tidak digunakan.. mungkin di daerah lain lebih banyak lagi

selain itu, penggunaan biodiesel dari tanaman jarak pagar membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di Indonesia. saat ini terdapat 13 juta hektar lahan kering di seluruh Indonesia. tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan keirng dan kurang subur, maka dengan menggunakan biodiesel di Indonesia, lahan-lahan kering tersebut akan dapat ditanami kembali. terima kasih

wah jawaban yang sangat diplomatis dan mengacu pada krisis bumi yaitu global warming :2thumbup bece!
tapi sebenernya lahan2 kering itu milik siapa ya ce? apakah birokrasi nya ga sulit kalo kita maen tanem2 aja? biasanya kan permasalahan di indonesia birokrasi nya ce, mohon penerangannya

ditambah juga kendala "budaya" seperti yg dibilang pembicara Topsus terakhir

Ilmam Mukhlis wrote:


hmm.. terima kasih saudara ilmam atas pertanyaannya.. masalah kepemilikan tanah kering yang tidak berguna juga akan menjadi sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dalam tajuk "tanaman jarak sebagai bahan baku biodiesel". ibarat ikan yang butuh air, tanaman jarak juga butuh tanah untuk dapat ditanam. di sini diperlukan kerja sama dengan pemerintah. bila pemrintah sudah turun tangan, tanah kosong yang bukan milik pemerintah dapat diperoleh dengan cara dibeli. syukur-syukur tanah kosong tersebut milik pemerintah