
>Ilustrasi : Energi Panas Bumi
Amerika Serikat akan menjadi produsen energi panas bumi nomor 1 di dunia. Statistik yang dihasilkan oleh Pike Research, analis pasar energi, mengatakan bahwa sasaran tersebut dapat dicapai dalam 10 tahun mendatang, bahkan kurang.
Menurut laporan penelitian dari Pike Research, total kapasitas panas bumi AS akan mencapai 4,2 gigawatt (GW) pada 2020—meningkat 36 persen dari periode 2010. Ini akan mewakili hampir 30 persen dari kapasitas total daya panas bumi di seluruh dunia pada 2020.
"Saat ini sebagian besar kapasitas (panas bumi) terkonsentrasi hanya pada tujuh negara. Namun kini terdapat dukungan tambahan dari pasar keuangan global dan kerjasama regional oleh lembaga seperti Bank Dunia dan ARGeo. Ini akan mendorong pengembangan kapasitas baru di pasar yang menjanjikan seperti di Kenya, Indonesia, dan Turki," kata Mackinnon Lawrence, analis senior Pike Research.
Energi panas bumi baru-baru ini banyak diabaikan oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan, dimana banyak perhatian berfokus pada energi surya dan angin. Namun sebenarnya energi panas bumi ini merupakan satu-satu sumber daya yang tidak menghasilkan gas rumah kaca, tetapi sebaliknya dapat membantu menjebak sejumlah besar gas rumah kaca selama proses ekstraksi panas bumi.
Sementara itu pada tanggal 23 September 2011, Departemen Energi AS menyetujui pinjaman hingga USD 350 juta untuk proyek pembangkit listrik panas bumi di Nevada yang akan menghasilkan 113 megawatt listrik.
Menteri Energi AS, Steven Chu ingin menunjukkan bahwa proyek yang disponsori oleh Ormat Nevada, Inc ini sebagai sinyal bahwa Amerika Serikat ingin tetap menjadi pemimpin global dalam pengembangan energi panas bumi.
Sumber: pikeresearch
< Prev | Next > |
---|