Majalah Energi

sustainable energy monthly magazine

Welcome, Guest
Username Password: Remember me

Profile for Niken Prasasti (Niken )

  • OFFLINE
  • Rank: Fresh Boarder
  • Register Date: 16 Sep 2010
  • Last Visit Date: 22 Sep 2010
  • Time Zone: GMT +7:00
  • Local Time: 01:48
  • Posts: 5
  • Profile Views: 2544
  • Karma: 1
  • Location: Bandung
  • Gender: Female
  • Birthdate: 14 Jun 1989

Signature

Posts

Posts

emo
Bung Kikio yang saya kagumi, setelah mencari info lebih lanjut, ini ada ukuran yang lebih mendetail:

Mengenai ukuran perbandingan dan masalah ditumbuk atau tidak,
Drum fermentasi tadi bervolume 400 liter dan yang dimanfaatkan sebagai ruang fermentasi adalah setengahnya. Artinya jika pembaca mengisi 100 kg eceng gondok (yang ditumbuk), air yang dibutuhkan adalah 100 liter (perbandingan 1 : 1). Jika eceng gondok dicacag, perbandingannya 1 : 1/2.

Proses menghasilkan gas membutuhkan 3-5 hari jika menggunakan eceng yang ditumbuk. Sementara untuk eceng yang dicacag, prosesnya memakan waktu 5-7 hari.


Logis kan ya, apabila ditumbuk, jumlah yang kita perlukan lebih sedikit, krn mempermudah proses fermentasi, dan mempercepat juga.

Mengenai hubungan massa eceng gondok dengan hasil gas,
Percobaan pertama, dengan penampungan gas dari drum ukuran panjang 65 cm dan diameter 35 cm, eceng gondok ditumbuk sebanyak 20 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari dengan setiap harinya selama 30 menit.

Percobaan kedua, dengan penampungan gas dari plastik ukuran panjang 120 cm dan diameter 60 cm, eceng gondok yang dicacag sebanyak 30 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari yang setiap harinya dipakai 90 menit.

Jika gas pertama sudah dihasilkan, setiap harinya pembaca perlu mengisi 50 kg eceng gondok agar gas tetap dihasilkan. Untuk 10 kg eceng gondok setara dengan 0,8 liter minyak tanah. Dengan prinsip kerja yang sama, pembaca bisa mencoba pada ukuran drum fermentasi yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing.


Semoga menjadi lebih jelas ya

sumber: klipingut.wordpress.com/2009/11/26/membu...dalkan-eceng-gondok/
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Brb shock dulu ngeliat panjangnya komen terimakasih Bung Kikio atas komentar dan saran dan perhatiannya

Bismillahirrahmanirrahim.


Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit.Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit.

Mengapa dengan perbandingan yang sedemikian rupa dapat menghasilkan efektivitas yang sedemikian rupa ? Penjelasan secara ringkas dan cukup rinci, baik itu secara fisis dan atau biologis, sekiranya akan cukup melegakan.


Mungkin ini saya jawab secara logis pribadi aja ya. Karena ini info didapat dari pengalaman mereka yang sudah membuatnya, jadi saya tidak tahu perhitungan jelas hubungan massa eceng gondok dan lamanya waktu pemakaian. Tapi mengenai perbedaan eceng gondok yang ditumbuk atau tidak ditumbuk, secara logika eceng gondok yang ditumbuk terlebih dahulu lebih mudah mengalami proses fermentasi, jadi hasil yang diperoleh pun lebih optimal, begitu kira-kira.

Disebutkan di atas bahwa proses pencampuran material memiliki perbandingan 1:1. Apakah hal tersebut merupakan suatu keharusan? Apa akibatnya, jika pada saat proses pencampuran, terdapat perbandingan jumlah material yang kurang atau berlebihan? Akankah menganggu kesetimbangan proses kimiawi dari sistem itu sendiri? Atau akan menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pembakaran yang dihasilkan ?


Dari semua sumber yang saya baca, memang baiknya perbandingan material air dan eceng gondok itu 1:1, semisal campuran 100 kg eceng gondok hancur dengan 100 liter air. Jika tidak sesuai dengan perbandingan itu, mungkin akan memperlambat proses atau mengurangi keoptimalan hasil gas yang terfermentasi ya. CMIIW

Dan disebutkan juga bahwa proses fermentasi membutuhkan waktu beberapa hari. Apakah ada berapa jumlah hari yang tepat? Mungkin saja jika terlalu cepat atau terlalu lama, maka hasil fermentasinya kurang sempurna.


Proses pembuatan gas ini diawali dengan memotong batang dan daun eceng gondok. Setelah itu, potongan eceng gondok dimasukkan ke tabung reaktor terbuat dari dua drum yang disatukan. Proses ini memakan waktu tujuh hari untuk menghasilkan gas dari hasil pembusukan eceng gondok. Maka, selama tujuh hari, gas dari pembusukan eceng gondok akan mengalir ke tabung reaktor kedua untuk kemudian ditampung dalam tabung khusus.

sumber: tekno.liputan6.com/berita/201002/264656/...g.Gondok.Jadi.Biogas

" Tiada yang gratis di bumi pertiwi kita, nak.. "

Tapi ada tapinya, frase seperti itu akan sangat memudahkan masyarakat, lsm, ataupun pemerintah untuk mensosialisasikan program energi hijau seperti ini. Dengan sedikit imbuhan manis untuk tujuan yang mulia, toh ga ada salahnya. Karena pada dasarnya gagasan-gagasan brilliant seperti ini ditujukan untuk melindungi Bumi kita tercinta ini.
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.

Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):
CH4 + 2O2 ? CO2 + 2H2O


Iya bung Ilmam jadi mungkin tidak berbahaya untuk pernafasan, hanya aroma nya saja yang menganggu apabila terjadi kebocoran ya


Btw kalo untuk ampas hasil pembakarannya sndiri kira2 bisa dimanfaatkan kembali tidak ya?


Seperti yang kembali diungkapkan oleh Bung Ilmam, jadi yang menarik adalah ampas dari pembakaran ini bisa dijadikan pupuk kompos karena pembuatannya kan dari bahan organik Bung Rian
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
wow biogas yang menarik ini bu niken, tapi sedikit rebek juga ya proses pembuatannya dan menurut saya kurang sebanding dengan hasil yang didapatkan, tapi tetep energi alternatif seperti ini saya yakin masi bisa di kembangkan untuk jadi lebih baik oh iya gas yang dihasilkan dari eceng gondok ini terdiri atas apa aja ya? berbahaya ga tuh kalo sering kita hisap?


Makasih komennya bung Ilmam. Menurut saya sih untuk wilayah-wilayah pedesaan yang memang banyak memiliki produksi eceng gondok, akan sangat berguna selain hanya untuk digunakan untuk indikasi pencemaran air oleh limbah ya. Menjawab pertanyaan gas yang dihasilkan,
... ,terutama gas metana yang dihasilkan dari proses anaerobik. Gas metana dari hasil biogas sendiri merupakan salah satu bentuk renewable energy yang ramah akan lingkungan. Dalam pembuatan biogas, syarat yang paling utama adalah adanya materi yang berasal bahan organik. Bahan organik tersebutlah yang nantinya akan didegradasi oleh bakteri anaerob untuk menghasilkan gas bio.



dari sumber docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:E...AlrcArm1B2a_y15w9eTw

jadi sekiranya karena berasal dari bahan organik maka gas metana masih aman untuk lingkungan dan manusia ya
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Tugas 01
Topik Khusus A
Niken Prasasti - 13307056
Eichornia crassipesEceng biasa (genjer) : tumbuhan air yang tumbuh di sawah-sawah dan daun muda. Bunganya yang kuncup dapat dijadikan sayuran (Dapat dimakan oleh manusia)
2. Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan sekitarnya.

Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa inilah yang bisa digunakan sebagai bahan baker alternative.

Untuk membuat Biogas Eceng Gondok, terlebih dahulu harus disiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan. Bahan dan alat itu dikelompokkan menjadi dua alat kerja, yaitu :

Alat 1Alat 2CARA PEMBUATAN ALAT

1. Alat Fermentasi2. Alat Penampungan Gas
Gambar 1. Tabung Biogas


Gambar 2. Merajang Eceng Gondok


Gambar 3. Eceng Gondok Dimasukkan ke Tabung Fermentasi
Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata.
Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan setelah beberapa hari.

Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit.Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit.

Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus dimasukkan ke dalam tabung fermentasi.

Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran, ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru masuk ke dalam tabung.

Keuntungan lain yang diperoleh dari biogas eceng gondok ini adalah, ampas yang dihasilkan dari pengluaran bisa digunakan untuk pupuk kompos, jadi tidak menimbulkan masalah sampah

Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
More
Time to create page: 0.18 seconds
Joomla SEO powered by JoomSEF

Majalah

Lihat edisi