Sampai hari ini, DSSC masih dikembangkan pada tahapan
scale-up dan produksi massal. Beberapa perusahaan sudah membeli lisensi dari EPFL Swiss selaku 'penemu' teknologi ini, sebut saja Solaronix dari Swiss, Dyesol dari Australia, 3G Solar dari Israel, dan G24 Innovation dari Inggris. Selain itu berbagai lembaga riset bergengsi juga terus berlomba meningkat efisiensi DSSC, seperti Frauhofer Institute dan juga Sharp. Selain efisiensi yang terus ditingkatkan, berbagai aspek seperti ketahanan terhadap lingkungan, kemampuan sekat permanen (
hermeutic sealing), dan desain DSSC juga dikembangkan.
Adapun target harga yang dikejar adalah dibawah 1 USD/Wp, bandingkan dengan sel surya silikon yang kini berkisar 2 USD/Wp. Hal ini sangat berpeluang besar mengingat teknologi manufaktur DSSC tidak memerlukan
clean-room yang mahal seperti halnya teknologi manufaktur sel surya silikon. Kemudian DSSC juga tidak menggunakan material silikon yang sangat dibutuhkan di industri elektronik, sehingga tidak terjadi persaingan stok permintaan.
Salah satu komponen penting pada DSSC adalah semikonduktor
anorganik yang terbuat dari material metal oksida atau oksida logam, seperti Titanium dioksida (TiO
2), Seng oksida (ZnO), yang mana struktur atau bentuknya dimodifikasi sehingga memiliki permukaan yang luas. Hingga saat ini,
state of the art DSSC ini menggunakan TiO
2 nanopartikel yang berukuran 10-20nm yang membentuk struktur menyerupai
sponge atau mesopori.
