Oleh : Ridwan Aldilah
Bila kita bayangkan sebuah sistem energi nuklir maka yang ada dalam benak kita adalah sebuah bangunan besar dengan draught (cerobung asap) yang tinggi menjulang serta komplek bangunan yang luas. Namun saat ini ada beberapa perusahaan yang sedang mengembangkan reactor nuklir seukuran kulkas rumahan yang bertujuan untuk pengaplikasian penyediaan listrik di berbagai kawasan yang terus berkembang. Ketika orang Indonesia mulai ramai mewacanakan penggunaan energy mikrohidro, dunia internasional mulai mewacanakan penggunaan nuklir mikro reactor.
Di negara USA saat ini beberapa perusahaan energi sedang mengajukan permohonan lisensi untuk pengaplikasian reactor mini pada unit PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) berskala kecil. Reactor mikro atau mini tersebut direncanakan untuk memenuhi penyediaan listrik sebuah pabrik atau sebuah kota kecil yang terpencil yang sesungguhnya kota terpencil (rural city) banyak terdapat di Indonesia. Saat ini perlombaan untuk mengembangkan teknologi reaktor mini diramaikan oleh perusahaan-perusahaan kecil-menengah di bidang energi seperti perusahaan Hyperion Power Generation dan meninggalkan pemain-pemain besar seperti Siemens (Jerman), ABB(Swiss) , GE (USA) dan Areva (Perancis).
CEO Hyperion Energy Generation yaitu Jhon Deal mengatakan bahwa perusahaannya sedang mengajukan lisensi dalam satu tahun kedapan untuk mengaplikasikan unit PLTN skala kecil di USA. Deal menganalogikan bahwa perusahaannya seperti mengembangkan sebuah Iphone disaat raksasa energy nuklir (eg : Areva, GE, Siemens) membuat Mainframe (super komputer skala besar atau biasa disebut server). Deal mengklaim bahwa perusahaannya telah menerima 150 pembelian dan pengaplikasian micro nuclear reactor dari beberapa kalangan yang didalamnya terdapat industry tambang, dan telekomunikasi asalkan teknologinya mendapatkan lisensi dari pemerintah USA.
Organisasi survey energy mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan permintaan energi listrik hingga 2015 berkisar di angka 2.7% per tahun dan hingga tahun 2030 akan tumbuh berkisar di angka 2.4% per tahun. Dengan demikian industry energi hingga tahun 2030 akan senantiasa tumbuh begitu pula permintaan akan pasokan energi dengan demikian teknologi micro nuclear reactor akan menjadi salah satu pembangkit energy utama (mainstream). PLTN skala besar rata-rata menghabiskan biaya 6.2 milyar dollar dengan menghasilkan daya sebesar beberapa gigawatt. Sedangkan dengan mini nuclear reactor garapan Hyperion hanya memakan biaya rata-rata sebesar 50 juta dollar untuk pembangkitan 25 megawatt. Dengan kata lain micro nuclear reactor ini seperti sebuah genset yang menjadi sistem redundancy sebuah pabrik atau kota. Micro nuclear reactor ini dapat pula diangkut menggunakan truk yang di simpan dalam kotak tertutup sehingga membutuhkan sedikit pemeliharaan dibandingkan reactor nuclear skala besar. Menurut data badan survey World Nuclear Association micro nuclear reactor ini lebih murah 15% per megawatt kapasitas dibanding reactor nuclear skala besar. Bila di deskripsikan micro nuclear reactor dengan daya 25 megawatt dapat melayani listrik sebanyak 20000 rumah. Bayangkan saja nilai ekonomis dari teknologi ini yang hanya dengan reactor sebesar kulkas dapat menghidupi listrik sebanyak 20000 rumah.
Hyperion Energy Generation tidaklah sendirian ada beberapa perusahaan yang saat ini turut mengembangkan teknologi micro nuclear reactor ini diantaranya adalah NuScale Power, Toshiba , Westinghouse dan Babcock&Wilcox Company. Berikut ini adalah perusahaan dan produk yang sedang dikembangkannya :
Hyperion Energy Generation
Nama Produk : HPM (Hyperion Power module)
Teknologi : SMR (Small Modular Reactor)
Output Daya : 25 Megawatt
NuScale Power Company
Nama Produk : NSSS Reactor
Teknologi : MASLWR (Multi-Application Light WaterReactor)
Output Daya : 45 Megawatt
Toshiba Nuclear Power
Nama Produk : 4S (Super Safe Small and Simple)
Teknologi : SCSR (Sodium Cooled Small Reactor)
Output Daya : 10 Megawatt
Babcock&Wilcox Company
Nama Produk : mPower
Teknologi : SLWR (Small Light Water Reactor)
Output Daya : 125 Megawatt
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia dapat mengikuti perkembangan Micro nuclear reactor ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pasti muncul dalam benak pikiran kita. Memang teknologi yang digunakan dalam pengembangan micro nuclear reactor ini tidaklah mudah namun Indonesia masih punya kesempata untuk bisa bermain di ranah teknologi pembangkitan energy berbasis nuklir karena kita sendiri mempunyai pengalaman untuk pengembangan energi nuklir skala research dan tidak menutup kemungkinan Indonesia dikemudian hari dapat membangun teknologi nuklirnya sendiri. Hal tersebut akan terjadi bila seluruh elemen bangsa bersatu untuk membangun teknologi tersebut.
Sumber :
http://www.hyperionpowergeneration.com
http://www.nuscalepower.com
http://www.babcock.com
http://criepi.denken.or.jp
http://www.roe.com
http://www.businessweek.com