Majalah Energi

sustainable energy monthly magazine

Welcome, Guest
Username Password: Remember me

Profile for Niken Prasasti (Niken )

  • OFFLINE
  • Rank: Fresh Boarder
  • Register Date: 16 Sep 2010
  • Last Visit Date: 22 Sep 2010
  • Time Zone: GMT +7:00
  • Local Time: 03:40
  • Posts: 5
  • Profile Views: 2573
  • Karma: 1
  • Location: Bandung
  • Gender: Female
  • Birthdate: 14 Jun 1989

Signature

Posts

Posts

emo
Bung Kikio yang saya kagumi, setelah mencari info lebih lanjut, ini ada ukuran yang lebih mendetail:

Mengenai ukuran perbandingan dan masalah ditumbuk atau tidak,
Drum fermentasi tadi bervolume 400 liter dan yang dimanfaatkan sebagai ruang fermentasi adalah setengahnya. Artinya jika pembaca mengisi 100 kg eceng gondok (yang ditumbuk), air yang dibutuhkan adalah 100 liter (perbandingan 1 : 1). Jika eceng gondok dicacag, perbandingannya 1 : 1/2.

Proses menghasilkan gas membutuhkan 3-5 hari jika menggunakan eceng yang ditumbuk. Sementara untuk eceng yang dicacag, prosesnya memakan waktu 5-7 hari.


Logis kan ya, apabila ditumbuk, jumlah yang kita perlukan lebih sedikit, krn mempermudah proses fermentasi, dan mempercepat juga.

Mengenai hubungan massa eceng gondok dengan hasil gas,
Percobaan pertama, dengan penampungan gas dari drum ukuran panjang 65 cm dan diameter 35 cm, eceng gondok ditumbuk sebanyak 20 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari dengan setiap harinya selama 30 menit.

Percobaan kedua, dengan penampungan gas dari plastik ukuran panjang 120 cm dan diameter 60 cm, eceng gondok yang dicacag sebanyak 30 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari yang setiap harinya dipakai 90 menit.

Jika gas pertama sudah dihasilkan, setiap harinya pembaca perlu mengisi 50 kg eceng gondok agar gas tetap dihasilkan. Untuk 10 kg eceng gondok setara dengan 0,8 liter minyak tanah. Dengan prinsip kerja yang sama, pembaca bisa mencoba pada ukuran drum fermentasi yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing.


Semoga menjadi lebih jelas ya

sumber: klipingut.wordpress.com/2009/11/26/membu...dalkan-eceng-gondok/
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Brb shock dulu ngeliat panjangnya komen terimakasih Bung Kikio atas komentar dan saran dan perhatiannya

Bismillahirrahmanirrahim.


Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit.Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit.

Mengapa dengan perbandingan yang sedemikian rupa dapat menghasilkan efektivitas yang sedemikian rupa ? Penjelasan secara ringkas dan cukup rinci, baik itu secara fisis dan atau biologis, sekiranya akan cukup melegakan.


Mungkin ini saya jawab secara logis pribadi aja ya. Karena ini info didapat dari pengalaman mereka yang sudah membuatnya, jadi saya tidak tahu perhitungan jelas hubungan massa eceng gondok dan lamanya waktu pemakaian. Tapi mengenai perbedaan eceng gondok yang ditumbuk atau tidak ditumbuk, secara logika eceng gondok yang ditumbuk terlebih dahulu lebih mudah mengalami proses fermentasi, jadi hasil yang diperoleh pun lebih optimal, begitu kira-kira.

Disebutkan di atas bahwa proses pencampuran material memiliki perbandingan 1:1. Apakah hal tersebut merupakan suatu keharusan? Apa akibatnya, jika pada saat proses pencampuran, terdapat perbandingan jumlah material yang kurang atau berlebihan? Akankah menganggu kesetimbangan proses kimiawi dari sistem itu sendiri? Atau akan menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pembakaran yang dihasilkan ?


Dari semua sumber yang saya baca, memang baiknya perbandingan material air dan eceng gondok itu 1:1, semisal campuran 100 kg eceng gondok hancur dengan 100 liter air. Jika tidak sesuai dengan perbandingan itu, mungkin akan memperlambat proses atau mengurangi keoptimalan hasil gas yang terfermentasi ya. CMIIW

Dan disebutkan juga bahwa proses fermentasi membutuhkan waktu beberapa hari. Apakah ada berapa jumlah hari yang tepat? Mungkin saja jika terlalu cepat atau terlalu lama, maka hasil fermentasinya kurang sempurna.


Proses pembuatan gas ini diawali dengan memotong batang dan daun eceng gondok. Setelah itu, potongan eceng gondok dimasukkan ke tabung reaktor terbuat dari dua drum yang disatukan. Proses ini memakan waktu tujuh hari untuk menghasilkan gas dari hasil pembusukan eceng gondok. Maka, selama tujuh hari, gas dari pembusukan eceng gondok akan mengalir ke tabung reaktor kedua untuk kemudian ditampung dalam tabung khusus.

sumber: tekno.liputan6.com/berita/201002/264656/...g.Gondok.Jadi.Biogas

" Tiada yang gratis di bumi pertiwi kita, nak.. "

Tapi ada tapinya, frase seperti itu akan sangat memudahkan masyarakat, lsm, ataupun pemerintah untuk mensosialisasikan program energi hijau seperti ini. Dengan sedikit imbuhan manis untuk tujuan yang mulia, toh ga ada salahnya. Karena pada dasarnya gagasan-gagasan brilliant seperti ini ditujukan untuk melindungi Bumi kita tercinta ini.


Sebenarnya saya juga memikirkan beberapa faktor, seperti apakah warga nantinya tidak lebih memilih menggunakan kayu bakar dibanding harus mengumpulkan 30 kg eceng gondok setiap harinya. Namun menurut perkiraan saya dan pengamatan dari beberapa sumber, pengalihan penggunaan bahan bakar kayu oleh penduduk ke pembuatan biogas dari eceng gondok, sangat tergantung dari beberapa factor.
• Pertama, adanya kesadaran dan keyakinan dari penduduk (di pedesaan maupun di kota-kota) bahwa menggunakan biogas eceng gondok lebih menguntungkan dibandingkan dengan gas Elpiji, minyak tanah atau kayu bakar (kalau harus dibeli), lebih murah, mudah, bersih, dan merupakan hal yang bijaksana karena ikut melestarikan lingkungan.
• Adanya sosialisasi manfaat ini kepada penduduk, yang disediakan dan dilaksanakan dengan giat oleh banyak pihak, baik Pemerintah melalui para Pamong Desa, Penyuluh, dsb. maupun kalangan aktivis dari lembaga-lembaga sosial dan lain-lain. Termasuk disini adanya percontohan (alat-alatnya, demo penggunaannya dsb.) dan bantuan teknis pembuatan alat-alat bila diperlukan.
• Luasnya penyebaran informasi mengenai pelestarian lingkungan, dengan penekanan pentingnya bahan bakar alternatif digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Termasuk juga penyebaran informasi mengenai dampak negatif seperti pendangkalan dsb. dari tumbuhnya eceng gondok di danau Tondano dan daerah rawa/sungai lainnya.
• Tersedianya informasi bagi penduduk/calon pemakai selengkap mungkin, terutama teknis, mengenai pembuatan biogas dari eceng gondok, baik di media seperti media cetak, radio/TV, maupun melalui penulisan di internet, jasa informasi yang disediakan setiap waktu (per tilpon atau surat) dan sejenisnya.


Semoga bermanfaat
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.

Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O


Iya bung Ilmam jadi mungkin tidak berbahaya untuk pernafasan, hanya aroma nya saja yang menganggu apabila terjadi kebocoran ya


Btw kalo untuk ampas hasil pembakarannya sndiri kira2 bisa dimanfaatkan kembali tidak ya?


Seperti yang kembali diungkapkan oleh Bung Ilmam, jadi yang menarik adalah ampas dari pembakaran ini bisa dijadikan pupuk kompos karena pembuatannya kan dari bahan organik Bung Rian
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
wow biogas yang menarik ini bu niken, tapi sedikit rebek juga ya proses pembuatannya dan menurut saya kurang sebanding dengan hasil yang didapatkan, tapi tetep energi alternatif seperti ini saya yakin masi bisa di kembangkan untuk jadi lebih baik oh iya gas yang dihasilkan dari eceng gondok ini terdiri atas apa aja ya? berbahaya ga tuh kalo sering kita hisap?


Makasih komennya bung Ilmam. Menurut saya sih untuk wilayah-wilayah pedesaan yang memang banyak memiliki produksi eceng gondok, akan sangat berguna selain hanya untuk digunakan untuk indikasi pencemaran air oleh limbah ya. Menjawab pertanyaan gas yang dihasilkan,
... ,terutama gas metana yang dihasilkan dari proses anaerobik. Gas metana dari hasil biogas sendiri merupakan salah satu bentuk renewable energy yang ramah akan lingkungan. Dalam pembuatan biogas, syarat yang paling utama adalah adanya materi yang berasal bahan organik. Bahan organik tersebutlah yang nantinya akan didegradasi oleh bakteri anaerob untuk menghasilkan gas bio.



dari sumber docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:E...AlrcArm1B2a_y15w9eTw

jadi sekiranya karena berasal dari bahan organik maka gas metana masih aman untuk lingkungan dan manusia ya
Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
emo
Tugas 01
Topik Khusus A
Niken Prasasti - 13307056

Eceng gondok, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman yang merugikan dan merusak habitat air, ternyata memberi manfaat bagi warga di desa Kertasari, kecamatan Rengasdengklok, Karawang.

Bagi warga desa tersebut, eceng gondok sangat tepat menjadi alternatif potensi biogas. Gulma yang hidup mengapung di air dan tidak mempunyai batang, selain daun dan akar yang menempel pada dasar sungai, kolam dan perairan dangkal mampu tumbuh dengan sangat cepat, terutama pada perairan yang mengandung banyak nutrien seperti nitrogen, fosfat dan potasium, sehingga sangat berpotensi menjadi bahan baku biogas.

Biogas ini lebih hemat ketimbang elpiji karena pembuatannya tak memerlukan biaya. Api yang dihasilkan dari biogas eceng gondok sama besarnya dengan elpiji dan bisa digunakan untuk keperluan memasak.

Eceng gondok yang memiliki nama lain ‘Eichornia crassipes’ adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Mereka akan berkembang biak apabila air dipenuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi indikator dimana di tempat tersebut terkena pencemaran atau limbah.

Tanaman gulma (pengganggu) ini dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Eceng biasa (genjer) : tumbuhan air yang tumbuh di sawah-sawah dan daun muda. Bunganya yang kuncup dapat dijadikan sayuran (Dapat dimakan oleh manusia)
2. Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan sekitarnya.

Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa inilah yang bisa digunakan sebagai bahan baker alternative.

Untuk membuat Biogas Eceng Gondok, terlebih dahulu harus disiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan. Bahan dan alat itu dikelompokkan menjadi dua alat kerja, yaitu :

Alat 1
- 3 buah drum isi 200 liter
- 1 buah drum isi 100 liter
- 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi
- 5 meter slang karet/plastic
- 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
- 50 cm pipa, ukuran ½ inchi
- 6 buah kleman slang, ukuran ½ inchi
- Pengelasan drum (Ls)

Alat 2
- Plastik polyethylene
- Kompor biogas
- PVC ukuran 3 inchi
- 4 buah kenie, ukuran ½ inchi
- Drat luar dalam
- 2 buah isolatif besar
- 4 batang baut
- Karet ban dalam
- 1 buah pipa T, ukuran ½ inchi
- Slang plastic saluran gas
- PVC ukuran ½ inchi
- 3 buah stop kran, ukuran ½ inchi
- 2 buah lem paralon
- Lem aibon
- 2 plat acritik 150 cm2

CARA PEMBUATAN ALAT

1. Alat Fermentasi
Dua drum ukuran 200 liter dibuang tutup atasnya dan keduanya disambung dengan dilas secara horizontal. Di samping kiri dan kanannya dipasang 3 inchi pipa sepanjang 50 cm yang berguna untuk memasukkan eceng gondok yang sudah dirajang/ditumbuk dan pipa yang satunya lagi sebagai pembuangan. Setelah itu di bagian atas drum fermentasi dipasang pipa ½ inchi dan stop kran ½ inchi yang disambung dengan slang.

2. Alat Penampungan Gas
o Drum ukuran 100 liter tutup bagian bawahnya dibuang, kemudian pada tutup bagian yang tidak dibuang dipasang 2 buah pipa ½ inchi dan stop kran ½ inchi yang akan disambung dengan slang dari ruang fermentasi dan ke kompor gas. Lantas, tempat penampungan gas yang bagian sisinya atau tutupnya dibuang dimasukkan ke drum yang berukuran 200 liter yang sudah berisi 100 liter air.
o Selain alat penampung gas terbuat dari bahan plastic yang berukuran panjang 120 cm dan diameter 60 cm. Alat penampungan gas ini dimasukkan ke drum ukuran 200 liter yang sudah terisi air.
o Jika gas dari eceng gondok sudah masuk ke alat penampungan drum atau plastic maka akan terlihat mengambang. Fungsi air itu sebagai penekan. Air yang ada akan menekan gas ke atas. Karena air dan gas tak bersenyawa.

Proses produksi eceng gondok sangat sederhana, hanya dibutuhkan perlengkapan seperti tabung fermentasi yang tersambung ke tabung pengumpul gas dan diteruskan ke kompor. Hanya tiga bagian yang dibutuhkan dalam biogas ini, tabung fermentasi, tabung penampung gas, serta kompor sebagai media pembakar.


Gambar 1. Tabung Biogas


Gambar 2. Merajang Eceng Gondok


Gambar 3. Eceng Gondok Dimasukkan ke Tabung Fermentasi
Sebelum dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu harus dirajang atau ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata.
Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke drum penampungan setelah beberapa hari.

Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20 kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 30 menit.Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 menit.

Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus dimasukkan ke dalam tabung fermentasi.

Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses pengeluaran, ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru masuk ke dalam tabung.

Keuntungan lain yang diperoleh dari biogas eceng gondok ini adalah, ampas yang dihasilkan dari pengluaran bisa digunakan untuk pupuk kompos, jadi tidak menimbulkan masalah sampah

Tak Aman Pakai Elpij ...
Category: Bioenergi
More
Time to create page: 0.23 seconds
Joomla SEO powered by JoomSEF

Majalah

Lihat edisi