
>Joint Seminar UGM dan JICC
Jurusan Teknik Fisika Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, kini mulai merintis penelitian tentang desain reaktor nuklir termutahir. Penelitian ini akan terdiri atas reaktor pembangkit daya dan reaktor isotop yang bisa digunakan untuk bidang kesehatan dan industri.
Kepala Laboratorium Teknologi Energi Nuklir FT UGM, Andang Widiharto, menyampaikan hal tersebut di sela-sela Joint Seminar UGM dan JICC dengan tema “Fukhusima Accident and Future of Nuclear Power Plant in Japan and The Prospect for Indonesia”, pada 3 Oktober 2011.
"Konsep dan desain reaktor ini lebih hemat bahan bakar, misalnya dengan sistem daur ulang limbah. Selain itu, tentu dengan sistem tingkat keselamatan yang lebih baik, sistem keselamatan pasif perlu disiapkan, misalnya ketika mesin diesel mati,” papar Andang.
Menurut pandangan Andang, kebutuhan tenaga nuklir di Indonesia cukup penting apalagi jika melihat tingkat kebutuhan listrik nasional yang terus bertambah hingga diperkirakan mencapai 100 ribu megawatt (MW) pada 2025. Sementara itu, pada 2011 ini Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 30 ribu MW.
"Kekurangan 70 ribu MegaWatt tenaga listrik tidak cukup jika hanya mengandalkan dari energi batubara, minyak, dan gas maupun geothermal. Nah, di sinilah salah satu peran dari energi nuklir untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik,” jelas Andang.
Acara ini menghadirkan beberapa pakar nuklir dari Jepang, yakni Akira Kaneuji, Dr. Masamichi Chino, Dr. Yutaka Kawakami, dan Takehiko Mukaiyama. Dengan demikian bisa diperoleh informasi langsung akibat kecelakaan yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichii pada Maret 2011 dan bagaimana penanganan pemerintah Jepang serta pembahasan prospek PLTN di Jepang. Selain itu, acara ini sekaligus untuk memberikan pandangan bagi Indonesia yang berencana membangun PLTN untuk mencapai ketahanan energi.
Sumber: ugm.ac.id
< Prev | Next > |
---|