
>Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara
Pemerintah menyatakan bahwa pengembangan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara, dengan kapasitas 3 x 110 MW akan dialihkan kepada PLN.
”Jika dikembangkan, Sarulla akan menjadi pembangkit listrik terbesar,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kardaya Warnika di Jakarta.
PLTP Sarulla dapat memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara sehingga tidak terjadi byar-pet lagi. Menurut Kardaya, saat ini pihaknya tengah berupaya menyelesaikan kisruh Sarulla dengan melihat dari berbagai aspek, diantaranya hukum, pendanaan, dan sebagainya.
Alasan lain Sarulla perlu dikembangkan, "Karena ini energi terbarukan, tidak menimbulkan dampak negatif, disamping itu harga jual listrik ke PLN relatif murah. Katakanlah jika di pasaran sekarang harga jual 9 sen USD per kwh, Sarulla cuma 6 sen USD," jelas Kardaya.
Proyek PLTP Sarulla bermula dari ditetapkannya daerah panas bumi Sarulla-Sibual Buali-Namora langit menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Sibual Buali dengan luas 437.458 hektar (Ha) melalui SK Menteri Pertambangan dan Energi No.1521.K/034/M.PE/1990.
Kemudian pada 12 Mei 2006, PLN telah menunjuk pemenang urutan kedua pada saat tender untuk pengembangan Sarulla yaitu konsorsium Medco, Ormat, Itochu, dan Kyushu dengan harga dasar listrik (base electricity price) sebesar 4,64 sen USD per kWh.
Namun, hingga saat ini pengembangan PLTP Sarulla mengalami banyak kendala, antara lain permasalahan harga dan kesepakatan operasional. Akibatnya PLN berencana untuk segera mengerjakan proyek ini sendiri tahun ini juga agar manfaatnya dapat segera dinikmati masyarakat.
”Jika dikembangkan, Sarulla akan menjadi pembangkit listrik terbesar,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kardaya Warnika di Jakarta.
PLTP Sarulla dapat memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara sehingga tidak terjadi byar-pet lagi. Menurut Kardaya, saat ini pihaknya tengah berupaya menyelesaikan kisruh Sarulla dengan melihat dari berbagai aspek, diantaranya hukum, pendanaan, dan sebagainya.
Alasan lain Sarulla perlu dikembangkan, "Karena ini energi terbarukan, tidak menimbulkan dampak negatif, disamping itu harga jual listrik ke PLN relatif murah. Katakanlah jika di pasaran sekarang harga jual 9 sen USD per kwh, Sarulla cuma 6 sen USD," jelas Kardaya.
Proyek PLTP Sarulla bermula dari ditetapkannya daerah panas bumi Sarulla-Sibual Buali-Namora langit menjadi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Sibual Buali dengan luas 437.458 hektar (Ha) melalui SK Menteri Pertambangan dan Energi No.1521.K/034/M.PE/1990.
Kemudian pada 12 Mei 2006, PLN telah menunjuk pemenang urutan kedua pada saat tender untuk pengembangan Sarulla yaitu konsorsium Medco, Ormat, Itochu, dan Kyushu dengan harga dasar listrik (base electricity price) sebesar 4,64 sen USD per kWh.
Namun, hingga saat ini pengembangan PLTP Sarulla mengalami banyak kendala, antara lain permasalahan harga dan kesepakatan operasional. Akibatnya PLN berencana untuk segera mengerjakan proyek ini sendiri tahun ini juga agar manfaatnya dapat segera dinikmati masyarakat.
Sumber: esdm
< Prev | Next > |
---|