> Ilustrasi Subsidi BBM
Kebijakan subsidi BBM menyisakan masalah. Ia dianggap salah sasaran dan tidak digunakan dengan bijak. Untuk mengatasi hal itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyiapkan lima langkah pengaturan agar BBM subsidi tetap tepat volume dan sasaran. Ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi VII Energi DPR-RI, Selasa 7 Juni 2011.
"Dengan mempertimbangkan perkembangan situasi eksternal yang menyebabkan peningkatan harga minyak dunia, maka rencana pelaksanaan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi perlu disesuaikan," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo.
Lima langkah tersebut adalah menggugah masyarakat, menguatkan kelembagaan, menggunakan alat kendali, diversifikasi bahan bakar, dan konservasi bahan bakar.
“Menggugah masyarakat caranya dengan pemasangan atribut sosialisasi mengenai pembatasan BBM,” kata Evita. Sosialisasi tersebut telah dilakukan di 2.934 pom bensin. Kemudian penguatan kelembagaan dengan cara meningkatkan fungsi pengawasan BPH Migas dan kerja sama dengan instansi terkait.
Sementara untuk alat kendali, sampai saat ini masih sebatas uji coba terlebih dahulu dengan pemasangan RFID di kendaraan umum. "Selain itu, kita juga terus mendorong penggunaan bahan bakar gas seperti BBG dan LGV, serta BBN sebagai bentuk diversifikasi," ucap Evita.
Adapun konservasi bahan bakar adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan BBM bersubsidi. Evita mengharapkan dengan langkah pengaturan tersebut, kuota BBM subsidi akan tepat volume sesuai dengan jatah yang diberikan dalam APBN, yaitu sebanyak 38,59 juta kiloliter pada tahun ini.
Sumber: Majalah Energi Edisi Juli 2011
< Prev | Next > |
---|