>Siswa SMUN 1 Bantul
Krisis energi yang terjadi di Indonesia mengilhami tiga orang siswi Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Bantul, Yogyakarta, menemukan solusi sederhana atas permasalahan tersebut melalui penelitian yang dituangkan pada ajang lomba karya ilmiah tingkat SMA/SMK/MA se-Jawa-Bali 2011 yang digelar oleh UPTD SMAN 2 Nganjuk, Jawa Timur. Tim yang terdiri dari Rima Melati, Sri Astutiningsih, dan Muafiqoh Dwiarini ini melakukan riset dengan didampingi oleh Kepala sekolah SMUN 1 Bantul, Isdarmoko, dan seorang mahasiswa Fisipol UGM, Reni Shintasari.
Penelitian selama 4 bulan yang mereka lakukan tidak sia-sia. Daun tanaman yang bernama latin Andrographis paniculata, atau di masyarakat Indonesia dikenal dengan nama sambiloto, dapat mereka gunakan sebagai bahan utama untuk sumber energi alternatif. “Sumber energi listrik alternatif tersebut bekerja dengan prinsip baterai”, ujar Rima Melati.
Pada saat penelitian menginjak bulan ketiga, mereka menemukan bahwa ekstrak daun Sambiloto mempunyai sifat elektrolitis. Sebanyak 1 kilogram daun sambiloto ditumbuk dan diblender untuk mendapatkan ekstraknya, kemudian dicampur dengan 2,5 liter air murni atau aquades. Dihasilkan tiga liter baterai cair dari daun sambiloto.
Saat dilakukan uji coba di acara lomba, 3 April 2011 lalu, baterai cair yang terdiri dari 6 buah sel dapat menghasilkan tegangan 2,5 Volt. Cukup untuk menyalakan lampu berdaya listrik 0,72 Watt.
Setiap sel baterai berisi 500 mililiter dan dipasang elektroda yang terbuat dari pelat seng dan tembaga. Menurut mereka, ekstrak daun sambiloto tersebut sebenarnya sanggup untuk menyalakan lampu 5 Watt selama satu bulan penuh, hanya saja dibutuhkan 16 liter ekstrak daun tersebut.
Sama seperti baterai pada umumnya, baterai cair ini perlu pemeliharaan jika sudah mengalami penurunan kinerja. Jika baterai biasa harus diisi ulang atau dialiri listrik lagi, maka pada baterai daun sambiloto perlu ditambahkan lagi ekstraknya.
Sumber:Majalah Energi Edisi Juli 2011
.< Prev | Next > |
---|