Akhmadi Pranoto wrote:
Ran, saya dari jateng tapi di daerah saya ko belum pernah dengar ya adanya kompor itu?
Jatengnya sebelah mana itu? bisa lebih spesifiK?
Soalnya kalau di daerah saya ,masih banyak banget yg menggunakan kayu bakar (termasuk ibu saya

)
Wah saya kurang sependapat, jika bioetanol hanya dimanfaatkan untuk kompor saja.
Bagaimanapun kita harus bisa meniru keberhasilan negara Brazil dalam hal ini yg telah mampu menjadi negara pengekspor bioetanol nomor 1 di dunia. Hal yg perlu diingat adalah, jika kita menggunakan bahan bakat bioetanol, gas buangnya akan lebih ramah lingkungan jika dibandingkan jika kita menggunakan bensin.
Hal ini tentu akan sangat membantu untuk memperlambat terjadinya pemanasan global yg disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor.

pertama, di Jateng penyebaran kompor bioetanol lebih banyak di daerah Semarang, Klaten dan sekitarnya mad
Kebumen mah belum kebagian sepertinya

namun penyebaran kompor bioetanol yg ada di Jateng (kompor bioetanol metode pre-heating) mulai meredup. Pemicunya ya iru dia, pengrajin bioetanolna pada menghilang
memang sih ke depannya bioetanol ini mesti dikembangkan ke arah pengganti bahan bakar minyak untuk kendaraan. Namun di Indonesia saya rasa masih jauh. Indonesia bukanlah Brazil yg mampu memenuhi kebutuhan pangan warganegaranya sehingga mampu melakukan penyediaan bahan baku bioetanol. Di Indonesia, masih banyak daerah yg kekurangan pangan.
Jadi mungkin langkah awal ya bikin kompor tandingan elpiji dulu baru riset ke depannya bikin mobil berbahan bakar bioetanol