tugas kuliah Topik Khusus: Energi
Muhamad Umar Dani
(13306108)
MENYELESAIKAN KRISIS LISTRIK, SAMPAH, DAN PENERANGAN DALAM SEBUAH SOLUSI
Pengelolaan sampah dan penyediaan sumber energi listrik adalah 2 masalah utama bagi pemerintah saat ini. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi masyarakat membuat volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin bertambah sehingga pemerintah memerlukan lokasi penampungan yang lebih besar dan lebih banyak dibanding sebelumnya. Faktor tersebut juga memacu peningkatan jumlah penggunaan energi listrik yang dibutuhkan masyarakat.
Pemerintah dan pihak-pihak yang terkait telah melakukan berbagai upaya perbaikan dan penyelesaian untuk menangani masalah ini. Berbagai penemuan dan penelitian mengenai sumber energi listrik alternatif telah menyebabkan munculnya energi listrik alternatif dari berbagai sumber. Uniknya, salah satu solusi energi listrik alternatif tersebut berhasil menyelesaikan 2 masalah utama yang disebutkan diatas dengan menggunakan sampah sebagai sumber energi alternatif.
Sumber energi listrik alternatif berbasis sampah tersebut mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas hingga 50 MW untuk sekali proses pembangkitan. Berbagai negara, bahkan Indonesia pun, telah mengaplikasikan sumber energi listrik ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Penelitian dan pengembangannya pun terus diteliti dan dikembangkan oleh lembaga institusi maupun kelompok-kelompok riset.
Hanya saja, solusi sumber energi listrik alternatif berbasis sampah tersebut tetap memiliki kelemahan yang masih menyulitkan pemerintah untuk menerapkannya secara massal. Masalah pertama adalah sumber sampah yang masih terbatas sehingga energi yang dihasilkanpun tidak mampu menjadi sustainable. Masalah kedua yang terjadi adalah limbah yang dibutuhkan untuk menghasillkan listrik dalam kapasitas tinggi membutuhkan volume yang sangat besar (50 ton sampah untuk 1 MW) akan menimbulkan bau yang menyebabkan masyarakat yang berada di sekitarnya merasa tidak nyaman.
Masalah yang kedua merupakan masalah yang seringkali membuat pemerintah sulit untuk merealisasikan pembangkit listrik tenaga sampah dikarenakan penolakan yang dilakukan masyarakat yang tinggal di tempat tersebut. Hingga saat ini, belum ditemukan solusi dan metode yang dapat menangani masalah agar keberadaan pembangkit listrik tenaga sampah dapat diterima masyarakat.
Berdasarkan kondisi yang disebutkan diatas, saya berhipotesis bahwa pembangkit listrik tenaga sampah belum bisa untuk diterapkan untuk didirikan di daerah perkotaan. Hipotesis ini mengarahkan saya untuk memiliki ide menggunakan pembangkit listrik tenaga sampah untuk masyarakat pedesaan yang berada di sekitar kota yang memiliki volume sampah yang banyak.
Agar ide pembangkit listrik tersebut dapat tepat guna bagi masyarakat pedesaan dan tidak menganggu lingkungan kehidupan masyarakat desa, maka saya menggunakan konsep pembangkit listrik tenaga sampah untuk digunakan pada penerangan jalan lintas desa ke kota, dan antar desa. Pembangkit ini membangkitkan listrik dengan kapasitas yang lebih rendah (ditargetkan sebesar 10 kW) sehingga memerlukan sampah dengan tingkat penggunaan tidak menganggu lingkungan masyarakat pedesaan (sekitar 500 kg sampah dalam 1 siklus pengolahan).
Melalui ide ini saya berharap dapat memberikan solusi bagi jalan pedesaan yang masih banyak belum mendapatkan penerangan. Adanya penerangan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat seperti peningkatan volume perdagangan antar desa, mengurangi tindak kriminalitas di jalan, memberikan akses perdagangan di sekitar jalan, mengurangi angka pengangguran bagi masyarakat desa, dan memberikan pasokan listrik bagi masyarakat pedesaan di sekitar jalan sembari menyelesaikan permasalahan sampah yang melanda masyarakat perkotaan.
LANGKAH NYATA
Sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta, Indonesia tergolong sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Jumlah penduduk yang banyak ini mengakibatkan pemerintah Indonesia harus mampu menyediakan pasokan listrik untuk seluruh penduduk di Indonesia. Saat ini, listrik di Indonesia diperkirakan menjangkau 65% penduduk Indonesia dengan jumlah pasokan listrik mencapai 26 ribu MW.
Kondisi ini membuat PLN sebagai perusahaan penyedia listrik di Indonesia menghadapi masalah dalam penyediaan karena seringkali mengalami kekurangan pasokan listrik. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan program peningkatan kapasitas listrik di Indonesia sebesar 10 ribu MW. Pada program ini, pemerintah mengajak seluruh pihak yang concern di bidang energi untuk terlibat dan ikut serta dalam pengadaan listrik di Indonesia.
Untuk menyukseskan program listrik 10 ribu MW, pemerintah turut mendukung upaya untuk menyediakan energi listrik melalui sumber energi alternatif. Berbagai sumber energi alternatif seperti tenaga mikrohidro (PLTMH), sampah (PLTSa), sel surya, biogas, geothermal, sampai nuklir mulai dikembangkan dan diterapkan pada banyak pembangkit listrik. Saat ini, program tersebut baru berhasil direalisasikan sekitar 3 ribu MW (30%). Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah agar dapat merealisasikannya untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia.
Selain listrik, sampah juga merupakan permasalahan pelik yang menimpa Indonesia. Pada tahun 2000, jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia telah mencapai 1 kg per orang per hari. Angka ini diperkirakan terus bertambah dan mencapai 2,1 kg per orang per hari pada tahun 2020 atau setara dengan 500 juta ton sampah per hari.
Dampak negatif dari penumpukan sampah ini adalah munculnya gas metana yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bahaya. Gas metana memiliki sifat mudah meledak dan mempunyai 21 kali daya rusak ozon dari pada gas karbon dioksida. Selain itu sampah yang menumpuk menyebabkan bau yang menyengat yang menggangu kesehatan penduduk sekitar tempat pengolahan sampah (TPA).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebenarnya sampah dapat bermanfaat jika diberikan perilaku yang baik sekaligus tepat guna. Lalu bagaimana solusi permasalahan diatas? Ide yang saya ajukan sebagai solusi adalah pemanfaatan sampah sebagai sumber energi penerangan jalan antar desa dan kota, karena memang masih banyak jalan baik desa maupun perkotaan di Indonesia ini yang terbengkalai dari sisi penerangannya. Tentunya dengan ide yang ditawarkan ini saya berharap dapat menjadi solusi bagi permasalahan energi, sosial dan lingkungan.
Saat ini telah ada teknologi pembangkit listrik tenaga sampah yang sudah berkembang, diantaranya:
1. Landfill Gasification > dengan cara menangkap gas - gas yang ada
2. Thermal Process7 Gasification > dengan cara memisahkan sampah, kemudian diproses di ruang hampa atau terutup
3. Anaerobic Gasification > dengan cara menggunakan sampah origanik, terus di fermentasi.

Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi salah satu contohnya adalah lihat diagram disamping.
Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.
Namun teknologi diatas memerlukan biaya yang tidak sedikit. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana mencari teknologi lain yang mudah, sederhana, murah dan aplikatif dengan ide diatas agar dapat diaplikasikan secara luas. Dari energi yang dibangkitkan dari sampah dapat digunakan sebagai sumber energi bagi penerangan lampu jalan dan ini perlu dianalisis lebih lanjut, sehingga target energi yang dapat di bangkitkan tidak sebesar teknologi-teknologi diatas.
PENUTUP
Demikianlah perubahan iklim yang diakibatkan karena menipisnya ozon selain oleh polusi udara juga tidak dapat dilepaskan dari adanya sampah yang jumlahnya sangat banyak, karena tumpukan sampah akan melepaskan gas metana yang daya rusaknya pada lapisan ozon 21 kali lebih besar daripada gas karbon dioksida ditambah lagi adanya sampah adalah aktivitas manusia yang tidak dapat berhenti. Untuk itu perlu adanya perlakuan terhadap sampat agar tepat guna.
Dengan ide sampah sebagai sumber listrik jalan desa dan kota yang banyak terbengkalai, maka ide ini dapat menjadi solusi sekaligus bagi tiga sasaran, yaitu: energi, sosial dan lingkungan (iklim).
Sumber:
www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/04...rgebang-ditunda-lagi
fotounik.net/bekasi-bersih-partisipasi-blogger/
uleksambel.blogspot.com/2010/04/sampah-j...adi-listrik-loh.html
www.unitedenergy.nl
Koran Tempo, 21 Februari 2009