YOGYAKARTA, (PRLM),- Air dari sungai bawah tanah Goa BribinI di Desa Semanu, Gunungkidul mulai mengalir ke kamar-kamar mandi penduduk setempat mulai Kamis besok
(11/3). Debit air sebanyak 80 - 100 liter, diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan 67 ribu jiwa dari 117 di enam wilayah kecamatan di wilayah timur Gunungkidul.
Pengentasan air bawah tanah dengan sistem pompa yang dirancang oleh pakar dan teknologi dari Jerman tersebut, menghabiskan biaya 3,2 juta dolar Euro. Biaya yang tidak jauh berbeda diserap dalam mengangkat air bawah tanah di Goa Bribin I.
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Air Minum Pemprop DI Yogyakarta Harjono menyatakan air dari dalam gua tersebut akan mencukup kebutuhan air minum 67 ribu penduduk dan mengairi ladang-ladang sekitar gua.
Berbicara usai penandatanganan nota kerjasama antara Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Departemen Pekerjaan Umum dengan Universitas Karlsruhe Jerman, Rabu (10/3), dia menyatakan faktor pemompaan air dari bawah tanah yang mengesankan projek ini menelan
biaya besar. Setiap kubik produksi air sampai di daratan memerlukan baiya Rp 5.000. Dengan penambahan teknologi pompa pada Gua Bribin II, biaya produksi air bisa turun sampai Rp 3.000 per kubik.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan pemerintah provinsi dan kabupaten menargetkan penambahan pengangkatan air di tempat lainnya, antara lain dari Goa Seropan. Soal biayanya, menurut dia belum ditemukan formulasinya.
Dalam membangun projek produksi air Goa Bribin II, pemerintah daerah setempat dan pemerintah pusat hanya berpartisipasi 20-30% dana yang dibutuhkan sebesar 3,2 juta Euro.Sebanyak 70% dana dan teknologi dibantu oleh Jerman. (A-84/kur)
saya kira ini termasuk pemanfaatan energi air, karena semua penggerak pompa berasal dari fungsi pompa yg dibalik menjadi turbin air
Forum
