oleh Aditia Rifai - 13307119
Energi sebagaimana namanya adalah komponen terpenting dalam aktivitas manusia. Energi memiliki bentuk yang beragam, thermal, mekanik, elektrik dan lain-lain. Dan saat ini bentuk energi yang umum digunakan adalah listrik. Hampir semua peralatan-peralatan yang digunakan manusia menggunakan energi listrik.
Akan tetapi distribusi energi listrik tidaklah mudah. Belum semua penduduk dunia mendapatkan akses jaringan listrik. Fakta menunjukkan bahwa sebesar 56% atau 1,7 milyar penduduk dunia tidak mendapatkan akses terhadap listrik (World Energi Assessment, 2000) . Di Indonesia pun demikian, distribusi jaringan listrik masih belum merata. Setelah Indonesia berusia 61 tahun (tahun 2007), PLN baru mampu melistriki 33 juta rumah tangga atau setara dengan rasio elektrifikasi 55 persen . Masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan fasilitas jaringan listrik. Daerah-daerah tersebut biasanya adalah daerah pegunungan ataupun pulau-pulau terpencil.
Di lain sisi Indonesia kaya akan energi terbarukan yang berasal dari laut, karena dua pertiga luas wilayah Indonesia adalah laut. Jadi solusi bagi warga-warga yang tinggal di daerah terpencil adalah memanfaatkan energi luat yang melimpah. Energi laut sendiri memiliki berbagai macam bentuk. Untuk pemanfaatan di daerah pesisir sendiri, bentuk yang paling feasible adalah energi angin, energi gelombang laut dan energi pasang surut. Ketiga bentuk energi tersebut juga hampir selalu ada sepanjang waktu di daerah-daerah tersebut. Baik malam maupun siang. Dan sebaiknya alat konversi energi tersebut diintegrasikan menjadi satu.
Pembuatan unit energi laut yang terpadu tersebut cukup mudah dan murah. Tidak memerlukan teknologi yang cukup tinggi dan mudah untuk dipelajari. Siapapun bisa mempelajari dan mengaplikasikannya. Jika mau membeli pun, di pasaran banyak beredar dengan harga yang cukup terjangkau.
Pertama-tama, ketiga energi tersebut dikonversi menjadi energi listrik AC. Energi angin dikonversi dengan turbin angin. Energi gelombang dengan generator buoy, yakni generator yang memanfaatkan gerakan linear magnet, keatas dan kebawah, yang disebabkan oleh gelombang laut dan merubahnya menjadi listrik dengan memanfaatkan perubahan induksi magnet. Sedangkan energi pasang surut (tidal), dikonversi dengan TAPCHAN wave energi device, ditemukan oleh Boyle pada tahun 1996. Alat konversi energi untuk masing-masing energi tersebut dapat digunakan dengan alat konversi jenis lain.
Kemudian, setelah dikonversi menjadi listrik AC, kemudian dirubah menjadi listrik DC untuk kemudian disimpan di baterai DC. Dari baterai DC tersebut, saat dibutuhkan akan mendistribusikannya ke rumah warga dengan sebelumnya di rubah kembali menjadi arus AC dengan tegangan standar yakni 220 volt.
Nantinya aplikasi unit ini selain bisa digunakan di pulau-pulau terpencil, bisa juga diaplikasikan di daerah-daerah pesisir. Dengan demikian selain bisa menghasilkan energi bagi warga yang tinggal di pulau terpencil, bisa juga megurangi ketergantungan terhadap energi berbahan bakar fosil.