Tugas1 TF4119-Topik Khusus A (Energi)
Theo Amudi/ 13307059
Dewasa ini, pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan mulai dikembangkan. Berbagai macam penelitian dilakukan untuk menemukan sumber energi baru dalam rangka mengurangi tingkat ketergantungan terhadap sumber energi fosil. Geothermal, fuel cell, angin, cahaya matahari adalah beberapa contoh sumber penghasil energi yang sedang dikembangkan untuk pemakaian energy masal di Indonesia. pengembangan energi tersebut menarik untuk dikaji lebih dalam dikarenakan sumber – sumber energi tersebut sangat melimpah di alam Indonesia. namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi pengembangan sumber- sumber energi baru lain seperti contohnya sumber energi yang berasal dari mikroba. Banyak orang yang tertarik dengan pengembangan ilmu mikroba dan pemanfaatan yang dapat dilakukan, tak terkecuali sebagai penghasil tenaga listrik.
Bermula ketika para ilmuwan NASA yang berpikir untuk mendaur ulang limbah yang dibawa pulang oleh astronot dari luar angkasa dimana sebagian besarnya adalah limbah padat yaitu tinja. Hal ini mengajak para ilmuwan tersebut untuk dapat berpikir bagaimana caranya memandang limbah padat tersebut menjadi sebuah sumber energi yang menyokong keterbatasan energi di luar angkasa. Melalui mikroba geobacter
metallireducens, maka hal tersebut dapat direalisasikan, walaupun energi yang dihasilkan bukan merupakan sumber energi utama, namun sekurang-kurangnya dapat membantu mengurangi beban dari bahan bakar yang digunakan.
***
Adalah sebuah bakteri yang diklasifikasikan dalam genus proteobacteri. Geobacter
metallireducens dinobatkan sebagai mikroba pertama yang ditemukan dengan kemampuan untuk mengoksidasi senyawa organik dan logam (termasuk besi logam radioaktif dan senyawa minyak bumi) menjadi karbon dioksida yang ramah lingkungan, sekaligus menghasilkan energi listrik. Mikroba ini pertama kali ditemukan di tambang batu bara di sungai Potomac , Washington DC pada tahun 1987 dan bersifat anaerob, yaitu hidup pada tempat yang tidak terdapat oksigen dan kemampuannya yang dapat berpindah tempat dengan cara menggerakkan elektron yang ada di dalam metal.
Sebuah terobosan yang dikembangkan dalam penelitian Derek Lovley, seorang professor di Departement Mikrobiologi di Universitas of Massachusetts, bahwa Geobacter dapat menghasilkan energi listrik yang kemudian dipertajam oleh penelitian ilmuwan dari Jerman dan Australia yang diterbitkan di majalah ilmiah Bacteriology pada bulan July tahun 1998. Penelitian itu mengatakan bahwa dalam sebuah percobaan oksidasi besi tertentu, enzim khusus yang dinamakan
cytochromes, digunakan untuk memungkinkan transfer elektron secara langsung melewati membran sel mikroba Geobacter tersebut. enzim
cytochromes yang digunakan menjadi sebuah kunci keberhasilan, karena dapat meningkatkan transfer electron sehingga menciptakan energi listrik yang lebih besar.
Namun sebelumnya, kemajuan ini sebenarnya diawali oleh penemuan Microba Fuel Cell (MFC). MFC adalah sebuah perangkat peghasil tenaga listrik yang dikembangkan sebagai pengolah sampah limbah rumah tangga. Sampah organik yang biasa kita buang sehari - hari, serta bahan – bahan organik lainnya, dapat digunakan sebagai bahan baku penghasil listrik. Dengan penambahan bakteri Geobacter, MFC bekerja dengan cara memecah sampah organik tersebut dan mengkonversi energi yang berasal dari ikatan kimia menjadi listrik dan hidrogen. Listrik tersebut kemudian dapat digunakan dalam pemenuhan energi listrik skala rumah tangga. Sebuah penemuan sumber energi baru yang sangat menarik khalayak ramai pada waktu itu. Hal ini dirasa dapat mengurangi efek pemakaian energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik negara Amerika. Disamping setiap tahunnya, dihasilkan begitu banyak limbah yang berasal dari rumah tangga. Bayangkan apabila MFC digunakan di industri – industri produk makanan dalam skala yang besar, maka hitunglah berapa banyak energi listrik yang dihasilkan dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik di rumah – rumah.
Saat ini pengembangan dan kemajuan mikrobiologi mengarah ke tingkat yang lebih tinggi. Di tahun 2005, dilaporkan bahwa terdapat penemuan kawat nano oleh Lovley. Kawat ini diduga menggunakan bakteri Geobacter untuk mentranfer electron dengan efisiensi yang lebih tinggi. Serta beberapa terobosan – terobosan baru yang masih dikembangkan sampai sekarang.
Oleh sebab itu, di zaman teknologi yang semakin maju, maka dibutuhkan penggunaan energi yang semakin besar. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dirasa tidak lagi menjadi solusi yang menyokongnya. Beruntung pemenuhan sumber energi kian marak dengan sumber – sumber alternative lain yang dapat dibaharui dan ramah lingkungan, untuk itu bukan tidak mungkin apabila Geobacter menjadi salah satu sumber energy alternative yang diperhitungkan di masa depan.